Mohon tunggu...
Nur Hasanah
Nur Hasanah Mohon Tunggu... Guru - Menyelami dan meneladani makna kehidupan

Yakin Usaha Sampai

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sintesis Rasionalisme dan Empirisme, Sebuah Kritik Immanuel Kant

14 Desember 2019   14:42 Diperbarui: 5 November 2020   20:01 2831
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

A. Pendahuluan

Sebagaimana sudah kita ikuti rasionalisme post renains, empirisme dan pencerahan berusaha menghancurkan sistem pengetahuan tradisional yang secara mendalam menguasai cara berpikir masyarakat. Dalam istilah metafisika, para filsuf itu menemukan segala macam  bentuk kesadaran, prasangka, dogmatis, bahkan takhayul yang tidak teruji secara indrawi. Dengan menganut proses-proses penalaran sekaligus proses observasi dalam fisika mereka ingin menghasilkan sebuah sistem pengetahuan baru yang teruji bukan hanya karena sesuai dengan kenyataan dan memenuhui asas-asas penalaran, melainkan juga berdaya guna bagi kesejahteraan manusia.

Dalam kenyataannya penghancuran sistem tradisional itu tidak hanya menghasilkan macam-macam sistem melainkan juga menghasilkan macam-macam klaim kebenaran dan setiap sistem. Filsafat Kant yang dibicarakan pada awal ini ini menjadi sebuah sistesis yang kritis atas dua kecenderungan pokok yang sudah ada sebelum pencerahan, rasionalisme dan empirisme. Dengan sistesis ini, Kant menghasilkan sebuah berfilsafat baru yang menjadi pijakan dalam sejarah selanjutnya. Karena Kant menghasilkan pemikiran yang sangat penting dan berpengaruh dalam sejarah filsafat.

B. Pembahasan

Immanuel Kant seorang filsuf pada saat pencerahan sedang mekar-mekarnya di Jerman.( Coplestom, volume 6: 180). Sebagai seorang pribadi Kant tidak memiliki pengalaman yang penuh gejolak dan tantangan seperti yang dialami filsuf lain. Misalnya dia tidak pernah melancong ke luar negeri, ia juga tidak aktif dalam dunia politik. Di sepanjang hidupnya filsuf Jerman ini tinggal bersahaja dikota Konigsberg di Prusia Timur, dikota ini pula ia dilahirkan dalam keluarga yang sangat berpengaruh oleh Pietosme. Kant diasuh dengan nilai-nilai kerajinan, kejujuran, kesalehan yang ketat, suasana  pengasuhan pietisistis besarpengaruhnya dalam pemikiran Kant yang sangat menjunjung tinggi kewajiban. (Kant, 1993:6-7)

Sewaktu studi di Universitas kota Konigberg Kant mempelajari hampir semua mata kuliah waktu itu dan dia mendapat pengaruh rasionalisme Wolff melalui dosen yang sangat dikaguminya. Tahun 1770 Kant dikukuhkan sebagai professor. diperkirakan tahun 60an-70an ia mulai meninggalkan sistem filsafat Wolff dan Leibniz dan ia sendiri mengatakan bahwa Hume telah membangunkannya dari tidur dogmatisnya, jadi sampai tahun 70an ia dipengaruhi skeptisisme Hume. (Hardiman, 2004: 131)

 Proyek Filofofis Kant

Kalau kita memusatkan perhatian pada pemikiran Kant pada periode kritis kita dapat menemukan bahwa proyek pemikirannya ditujukan untuk menjawab tiga pertanyaan dasariah yaitu 1) apa yang dapat saya ketahui ? 2) apa yang seharusnya saya lakukan ? 3) dan apa yang bisa saya harapkan. Pertanyaan pertama dijawab dalam kritik der reinen vernunft, yang kedua dalam kritik der praktischen vernunf dan yang ketiga dijawab dalam kritik urteilkraft.

Kant bermaksud untuk memeriksa kesahihan pengetahuan secara kritis, tidak dengan pengujian empiris melainkan dengan asas a prior dalam rasio kita yang berkaitan dengan objek-objek dunia luar, yakni apa yang disebutnya dengan die bedingung der moglichkeit (syarat-syarat kemungkinan) dari pengetahuan kita. Disini Kant sebenarnya mau membuat sintesis antara empirisme yang mementingkan pengetahuan a prosteriori dengan rasionalisme yang mementingkan pengetahuan a priori. Filsafat Kant juga disebut kritisisme , istilah ini di bertentangan dengan dogmatis, sementara dogmatis merupakan filsafat yang menerima begitu saja kemampuan rasio tampa menguji batas-batasnya.

Kritisisme dipahami sebagai sebuah filsafat yang lebih dahulu menyelidiki kemampuan dan batas-batas rasio sebelum memulai penyelidikannya. Dengan kata lain Kant mengatakan bahwa kritisme adalah filsafat yag lebih dahulu menyelidiki die bedingung der moglichkeit(syarat-syarat kemungkinan) pengetahuan kita. Demikianlah kata kritik yang di  pahami Kant sebagai pengadilan tentang kesahihan pengetahuan atau pengujian kesahihan. Cara berfilsafat seperti ini disebut proseduralisme, namun alih-alih memusatkan diri pada isi pengetahuan Kant lebih meminati proses atau cara memperoleh pengetahuan itu.(Hardiman, 2004: 133)

Duduk Perkara Kritik Atas Rasio Murni

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun