Mohon tunggu...
Nur Hasanah
Nur Hasanah Mohon Tunggu... Guru - Menyelami dan meneladani makna kehidupan

Yakin Usaha Sampai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memerangi Kemerosotan Moral Anak dengan Gerakan Literasi

20 November 2019   08:35 Diperbarui: 20 November 2019   09:25 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belum lama ini dinding media sosial diramaikan dengan beberapa foto anak-anak yang sedang membaca buku. Anak-anak tersebut berasal dari Desa Ncera, Kecamatan Belo, Kabupaten Bima.

Gerakan literasi mulai massif digalakkan para pemuda yang tergabung dalam komunitas People Kanco. Gerakan ini dibangun Aswad. Perempuan yang lebih karib disapa Yuke. Sekretarisnya Subroto.

Gerakan literasi di desa ini dibangun atas kesadaran serta rasa tanggung jawab para pemuda. Yang sangat prihatin dengan generasi di desa yang berlokasi di ujung selatan Kecamatan Belo tersebut.

Seperti yang disampaikan Yuke, gerakan literasi muncul setelah dia melihat pergaulan anak-anak yang semakin liar. Selain itu, literasi anak-anak SD dan SMP masih rendah. Bahkan ada siswa yang belum dapat membaca dengan baik dan benar. Alasan lain, telaah terkait masalah pendidikan yang semakin tak terurus.

Berangkat dari keresahan tersebut, atas kerja sama dengan pemuda dan warga, mereka membangun perpustakaan kecil. Dibangun di teras rumah warga. Yang ikhlas mewakafkan tanahnya untuk perpustakaan.

Perpustakaan ini dibangun untuk membina generasi yang beradab. Caha Tana'o. Itulah nama perpustakaan tersebut. Memiliki sejuta makna dan ribuan harapan. Wadah ini dibangun secara swadaya. Atas sumbangan dari para pemuda dan warga.

"Tidak ada bantuan pemerintah desa sedikit pun. Kami sudah melakukan sosialisasi kepada Pemdes mengenai pembangunan perpustakaan. Namun belum ada respons," ungkap Yuke.

pengujung perpustakaan Caha Tana'o | dokpri
pengujung perpustakaan Caha Tana'o | dokpri
Perpustakaan Caha Tana'o merupakan perpustakaan pertama di Ncera. Tidak heran, animo anak-anak dan orang tua sangat besar. Semenjak perpustakaan tersebut beroperasi pada 10 November 2019, setiap pelajar SD pulang sekolah, mereka selalu berkunjung ke Perpustakaan Caha Tana'o. Untuk membaca buku. Sekitar satu jam. Setelah itu, mereka pulang ke rumah. Untuk makan. Kemudian kembali ke perpustakaan. Sampai azan asar. Setelah isya, mereka kembali berkunjung.

Pemuda dan orang tua juga berkunjung ke Perustakaan Caha Tana'o. Gerakan literasi ini mengurangi budaya menggunjing. Pun demikian, anak-anak dapat mengurangi kegiatan yang tidak produktif.

Buku yang dikoleksi di perpustakaan tersebut sangat sedikit. Karena keterbatasan dana untuk penggadaan bahan bacaan. Pemuda yang tergabung dalam komunitas ini akan tetap berusaha membangun komunikasi dengan instansi yang tidak mengikat dan pemuda Ncera di luar kota. Supaya dapat menyumbangkan bukunya untuk Perpustakaan Caha Tana'o.Pengelola sudah menyusun rencana agar perpustakaan tersebut tetap eksis. Agar pembaca semakin banyak. Langkah yang dilakukan Yuke dan kawan-kawannya yakni mengadakan lomba. Kegiatan ini bertujuan mengevaluasi pemahaman anak-anak setelah membaca buku.

Selain itu, ada pengelola perpusatkaan mengajarkan sejumlah mata pelajaran. Ada matematika, bahasa Indonesia, agama, IPA, kesehatan, bahasa Inggris, dan lainnya. Enam hari dalam sepekan. Mulai malam Senin sampai malam Sabtu. Pengajarnya berbeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun