Mohon tunggu...
nurhanifahrizky
nurhanifahrizky Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk menebar manfaat

Belajar sepanjang hayat

Selanjutnya

Tutup

Film

Review "Romance Is a Bonus Book"

4 Juli 2019   13:49 Diperbarui: 4 Juli 2019   13:57 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ameblo.jp/urarakanahizashini


Kehidupan ini menuntut kita untuk terus meningkatkan kualitas dan kompetensi diri. Terlena sedikit saja, bisa-bisa kita jadi orang tertinggal. Alat komunikasi dan kecanggihan teknologi memudahkan pertukaran informasi, tapi memaksa kita untuk selalu memantau dan mengikuti perkembangannya. Apa pun. Terutama bagian pemasaran. Bagaimana tidak, apa pun yang menjadi trend dan perbincangan merupakan kesuksesan dari tim pemasaran. Memasarkan produk, tokoh politik, buku, aktivitas menuntut kreativitas dan ketepatan pangsa pasar. Maka tim pemasaran harus selalu maju bersama trend. Atau dengan kata lain, tim pemasaran merupakan pencipta trend. 

Lalu bagaimana jika seseorang dari tim pemasaran hiatus selama 7 tahun? Akankah perusahaan sejenis mau menerima seseorang yang telah hiatus, terlebih ini bagian pemasaran? Belum tentu, ini jawaban normatif. Tidak ada, ini jawaban realistis. Ada, ya harapan harus selalu ada dalam hidup ini. Jika diterima akankah seseorang ini dianggap akan mengacaukan lingkungan kerja. Usia yang sudah tidak lagi muda, mau tidak mau harus memulai bekerja dari bawah atau mengerjakan tugas-tugas yang terkesan "remeh", sementara atasannya berusia lebih muda.

Bagaimana jika pekerjaannya tidak baik, harus bagaimana karyawan yang muda memberi teguran. Atau akan ditemukan kondisi dimana karyawan lain men"toleransi" kondisinya yang menyebabkan pekerjaan menjadi tidak efektif. Alasan itulah yang membuat seseorang yang telah lama hiatus, sulit untuk diterima kembali. Terutama jika seseorang itu berasal dari pemasaran. Sudah tentu ketinggalan banyak perkembangan.

Romance is a bonus book adalah judul sebuah drama yang mengisahkan seorang mantan karyawan di perusahaan periklanan yang sukses di zamannya. Bahkan saat masih menempuh pendidikan, tugas akhirnya yang berkaitan dengan iklan, diberi oleh salah satu perusahaan. Menikah, memiliki anak, dan memilih hiatus untuk menjadi ibu rumah tangga merupakan bagian hidup yang banyak dijalani perempuan menikah lainnya. Tapi, sesukses-suksesnya karir sebelum nikah, belum tentu dapat diraih kembali setelah hiatus berkepanjangan.

Kisah ini menceritakan bagaimana perjuangan seorang Ibu yang menjadi tulang punggung keluarga. Pendidikan tinggi diluruhkan agar diterima bekerja. Keikhlasan menjadi bawahan yang disuruh-suruh oleh orang-orang yang lebih muda menjadi makanan sehari-hari. Bekerja lebih keras dibanding orang lain untk bisa menghasilkan dan menyampaikan ide. Nah, disini terbukti bahwa ide tidak memandang status jabatan pekerjaan seseorang. Salah satu penerbitan buku menjadi penolong dan lonjakan kehidupannya. Kerja keras dan kegigihan belajar, tidak akan mengkhianati hasil.

Kutipan yang paling diingat oleh penonton drama ini adalah dari Natsume Soseki yaitu "The moon is beautiful".  Saat Natsume Soseki masih menjadi seorang guru, dia memberi tugas menerjemah pada muridnya. Salah seorang murid menerjemahkan kata "I love you" secara harfiah menjadi "Ware kimi wo aisu". Namun, orang Jepang tidak begitu suka mengucapkan "I love you" dalam bahasa Jepang. Alih-alih menggunakan kata "I love you" untuk mengungkapkan perasaan, Natsume Soseki menggantinya dengan "The moon is beautiful". Frasa ini lah yang kemudian sering digunakan orang-orang untuk berkomunikasi dan frasa ini dianggap lebih mewakili perasaan.

"Bulannya indah. Itu malam yang mengingatkanku padanya". Kutipan frasa yang dijadikan status oleh salah seorang pemeran di drama ini. 

Apakah drama ini romantis? Romantis tidaknya itu relatif. Alih-alih dinilai romantis, drama ini lebih memberikan kita pelajaran untuk bangkit berjuang, sekeras apa pun dunia menekan dan menundukkanmu. Belajar mencintai diri sendiri. Belajar menghargai diri sendiri. Kisah hangat yang wajib di tonton.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun