Mohon tunggu...
Nur Hafni
Nur Hafni Mohon Tunggu... Guru - Long Life Learning.

Mahasiswa Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Pembelajaran Huruf Hijaiah dalam Pandangan Islam pada Anak Disleksia

6 Oktober 2022   00:31 Diperbarui: 6 Oktober 2022   00:35 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ibnu Khaldun menghendaki peserta didik diberikan pengajaran dan pengetahuan dengan memperhatikan prinsip-prinsip kemampuan atau potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Ibnu Khaldun juga berpendapat tentang pentingnya memperhatikan perkembangan akal dan kemampuan mereka menerima berbagai ilmu dan keterampilan yang diajarkan oleh pendidik. Hal ini disebabkan karena ia berkeyakinan, bahwa proses pembelajaran tidak akan berhasil dengan baik, kecuali setelah mempelajari tabiat akal manusia pada berbagai periode perkembangan, karena seorang anak pada awal kehidupannya belum sempurna cara berpikirnya, ia belum mampu memahami pelajaran secara keseluruhan. Justru karena itu, seorang pendidik perlu mengulang-ulang materi yang diberikan dengan mempergunakan contoh-contoh yang hidup dalam bentuk yang sederhana menuju kepada yang lebih sempurna (secara bertahap, gradual) dengan memperhatikan kemampuan dan kesiapan anak didik.

Dalam Al-Qur'an surah An-Nahlu ayat 78 Allah berfirman yang artinya :

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur".

Ayat tersebut menjelaskan bahwa manusia dilahirkan dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apa pun. Kemudian Allah menciptakan pendengaran, penglihatan, dan hati agar kita dapat bersyukur. Para ulama seperti Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi dalam Aisarut Tafasir, menjelaskan bahwa Allah menyebutkan tiga macam indera ini adalah karena kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh indera ini. Kelebihan tersebut adalah ke tiga indera ini dapat menjadi kunci ilmu pada diri seseorang. Melalui penggunaan indera ini pula Allah mengajarkan manusia untuk bersyukur dan menggunakannya untuk berpikir serta mencari kebenaran untuk taat kepada Allah, maka semua itu akan menjadi alasan terhadapnya (berbalik menimpanya), dan sama saja membalas nikmat dengan keburukan.

Dalam Al-Qur'an surah Ar Ra'du ayat 11 Allah berfirman yang artinya :

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri".

Berdasarkan potongan surah Ar Ra'du ayat 11 di atas, dapat kita pahami bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu yang terdapat di bumi dan seluruh semesta. Namun manusia juga telah Allah berikan kemampuan untuk memilih keadaan yang diinginkan. Jika seorang manusia menginginkan kebaikan dan berusaha dengan giat, maka Allah akan memberikan apa yang diinginkan oleh manusia tersebut. Demikian juga sebaliknya.

Setiap manusia yang terlahir ke dunia tentunya mengharapkan untuk menjadi seorang manusia sempurna. Namun kita tidak dapat memilih dan menentukan lahir dari kalangan siapa atau dalam keadaan bagaimana. Namun Allah telah memberikan kesempatan bagi manusia untuk dapat mengubah keadaan masa depan yang akan ia lewati.

Pembelajaran huruf hijaiah merupakan materi awal yang harus dipelajari oleh setiap muslim untuk memudahkan kita dalam membaca Al-Qur'an sebagai buku petunjuk kehidupan manusia.

Allah tidaklah menciptakan sebuah kekurangan tanpa menciptakan kelebihan. Demikian pula pada anak disleksia. Allah telah menciptakan indera untuk kita manfaatkan sebagai alat dan kunci mencari ilmu. Metode multisensori yang memanfaatkan berbagai indera, dapat mendukung anak disleksia untuk dapat membaca dan menulis dengan baik sebagaimana peserta didik lainnya.

Menyajikan analisis pembelajaran huruf hijaiah pada anak disleksia dalam pandangan Islam bukan saja tentang menguraikan teori-teori dan ayat-ayat Al-Qur'an. Namun juga tentang keyakinan kita manusia sebagai makhluk Allah, Tuhan yang Maha Kuasa atas selurus semesta. Bahwa Ia mampu memutar balikan malam dan siang, maka Ia juga sangat mampu memutar balikan keadaan tidak mungkin menjadi mungkin terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun