Mohon tunggu...
Nur Hafizoh  A
Nur Hafizoh A Mohon Tunggu... Penulis - Gadis berkaca mata

Berusahalah Tanpa Suara dan Biarkan Kesuksesan Mu Berbunyi Nyaring

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Eksisitensi Masyarakat Indonesia Terhadap Membaca Kian Hari Semakin Menurun

9 Februari 2019   12:45 Diperbarui: 9 Februari 2019   13:29 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Indonesia merupakan salah satu Negara yang pendidikannya kurang dari rata-rata. Bahkan setiap tahunnya pendidikan Indonesia mengalami penurunan yang sangat signifikan. Ada banyak hal yang menjadi faktor menurunnya pendidikan di Indonesia, diantaranya disebabkan oleh kurangnya minat masyarakat untuk membaca dan menulis, kebanyakan mereka lebih memilih untuk melakukan sesuatu dengan cara instan. 

Berdasarkan studi "Most Littered Nation In the World" penelitian yang dilakukan Central Connecticut State University pada Maret 2016 lalu, menyatakan bahwasannya Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara prihal minat membaca yang begitu rendah. Dari data tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia memiliki minat membaca dan menulis yang sangat memprihatinkan. 

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Adapun yang menjadi faktor internal dari kurangnya minat masyarakat untuk membaca dan menulis adalah, tingkat intelegensi dari setiap individual yang begitu rendah, permasalahan dari sudut pandang ini lebih sering terjadi dikalangan pelajar masa ini, mereka masih belum mamahami dan merasakan manfaat besar dari literasi itu sendiri, maka dari itu anak harus mamhami manfaat dari membaca.

Adapun berbagai manfaat yang dapat dirasakan bagi mereka yang gemar mambaca, sebagaimana studi yang dilakukan pada tahun 2013 lalu di Emory University yang membandingkan hasil pemindaian otak bagi orang yang hobi membaca dan tidak hobi membaca melalui scan MRI. Sebelumnya masing-masing partisipan telah diminta utnuk membaca buku litertur klasik. 

Peneliti menemukan aktivitas otak orang yang suka membaca akan meningkatkan area pemahaman bahasa dan visual gerakan. Fungsi kedua area otak ini berperan penting dalam membangun emosi dan empati seseorang.

Kurangnya kemampuan dalam berpikir membuat kebanyakan dari mereka enggan untuk membaca buku, menurut sebagian dari mereka membaca merupakan prihal yang sulit dilakukan karena membaca merupakan suatu kegiatan yang membosankan. Kemudian kurangnya penekanan dalam membaca di usia dini, dalam anggapan ini dapat di lihat melalui beberapa survei yang membuktikan bahwasannya kurangnya kebiasaan yang dilakukan oleh pendidik khusunya orang tua untuk mengajak anaknya gemar membaca. 

Kebanyakan dari mereka hanya menyerahkan anak pada sekolah tanpa memenuhi peran mereka sebagai pendidikan pertama bagi anaknya. Sehingga anak ketika dewasa begitu sulit membiasakan diri untuk membaca, kebutuhan psikologi anak yang lebih senang di berikan reward jika berhasil melakukan sesuatu, hal ini terkait dengan tingkat psikologi anak yang sifatnya, masih mementingkan bermain dan lebih menyukai diberikan hadiah dibanding. 

Selanjutnya yaitu faktor eksternal, yang menjadi faktor eksternal dalam kurangnya minat anak dalam membaca dan menulis adalah faktor lingkungan yang kurang mendukung, baik lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga.

Dalam mengatasi setiap problematika tersebut oleh karena itu sangat dibutuhkan suatu program dan  gerakan baru atau "movement" untuk mengajak bangsa kita agar gemar membaca dan menulis. 

Menurut Anies Rasyid Baswedan atau Anis Baswedan mantan Menteri Pendidikan, berpendapat bahwa memebentuk suatu gerakan akan membentuk efek yang begitu positif dan mudah diterima. "Movement" atau gerakan jika sudah mendarah daging dan menular maka akan unstoppable, sebab menularnya bukan karena perintah, dana, dan program tapi karena adanya penularan. 

Suatu gerakan bisa dimulai melalui terbentuknya suatu komunitas membaca dan menulis, baik untuk mahasiswa maupun masyarakat umum. Dengan terbentuknya suatu gerakan yang mengajak, maka budaya membaca menjadi sangat mudah diterapkan. Budaya literasi harus ditumbuhkan pada diri masyarakat sejak dini, dengan demikian anak tidak asing dengan membaca dan menulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun