Mohon tunggu...
Nurfitria Resta Oktaviani
Nurfitria Resta Oktaviani Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa Teknologi Pangan Fakultas Teknik Universitas Pasundan

Membahas seputar Teknologi pangan, topik topik politik, pendidikan, inspirasi, motivasi, bisnis, senang berbagi pengalaman dan bertukar pikiran. Semoga bisa bermanfaat untuk para pembaca ❤

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Sabar dan Ikhlas dari Hujan

5 Januari 2021   17:06 Diperbarui: 5 Januari 2021   17:16 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumen Pribadi saat setelah sendal terbawa arus banjir.

Terkadang masih banyak masyarakat yang sering mengeluh ketika datangnya hujan, apa lagi bagi kaum yang memiliki segudang aktivitas harus berpergian kesana kemari akan sangat merasa terganggu jikalau hujan turun melulu, di tambah hujan ini menjadi masalah bagi kaum yang berpergian menggunakan kendaraan roda dua.

Banyak masyarakat yang menghindari untuk berpergian ketika memasuki musim hujan, karena banyak faktor yang mereka tidak sukai ketika hujan, seperti terjebak oleh banjir, basah kuyup, jalanan  licin. Tapi hal tersebut dibantah oleh ceritaku hari ini.

Terkhusus untukku musim apapun tak ada masalah, karena setiap perjalanan dan setiap kejadian pasti ada cerita menarik yang bisa dijadikan inspirasi, bahkan di jadikan pelajaran lalu diambil hikmahnya. 

Awal tahun 2021 kemarin mejelang tahun baru kota Bandung di genangi banjir dimana-mana dan curah hujan cukup tinggi. Saya hampir melupakan akan banjirnya di kota Bandung pada saat itu, karena kelamaan berdiam diri dirumah, tidak berpergian kemana-mana, dan tidak melihat berita tentang kondisi Bandung.

Pada saat itu ada chat whatsApp dadakan mengajak untuk meet up dan akhirnya saya pergi ke suatu cafe yang berada di Setiabudhi untuk bertemu dengan teman-teman yang sudah lama tidak bertemu tanpa memperdulikan pulangnya hujan atau tidak, bahkan saya melupakan untuk membawa jas hujan full body (saya hanya membawa bagian bawahnya saja) karena kelupaan atasannya ada di bagasi motorku yang satunya lagi.

Awalnya saya berfikir pendek "paling ketemunya sebentar soalnya otwnya dari pagi, ahh... jam 2 an juga pasti udah balik". Namun ternyata tanpa aku sadari karena keasikan mengobrol sampai lupa waktu saking sudah lamanya tidak bertemu akhirnya aku pulang kesorean, dan yaa benar sekali di daerah Setiabudhi hujan deras.

Tapi hujan deras tidak menghalangiku untuk tetap mengendarai motor untuk pulang ke rumah, karena menimbang rumahku cukup jauh jaraknya sekitar 28 km dari Setiabudhi ke rumahku, kalau jalanan sepi dan tidak macet 1/2  atau 2 jaman sampai dirumah.

Kalau saya tetap menunggu hujan reda, saya akan kemalaman untuk bisa sampai di rumah. Allhamdulillah temanku baik sekali dan beruntungnya dia membawa jas hujan lebih (sempet-sempetnya dia kepikiran bawa 2 jas hujan hehe), sampai akhirnya dia meminjamkan jasnya untuk aku pakai. 

Sebenarnya saya ragu-ragu untuk meneruskan perjalanan arah pulang, karena sebelumnya saya teringat pernah mengedarai motor sendirian dan terjebak di suatu komplek daerah Margahayu SoekarnoHatta dimana banjir menutupi seluruh jalanan komplek sampai saya terjebak jalan untuk pulang karena nyasar dan asal pilih jalan, dimana- mana banjir deras dan kompleknya sepi :(

Tidak ada motor beekeliaran mungkin hanya saya disitu yang mengendarai motor di dalam komplek tersebut. Banjir dengan ketinggian sepinggang saya dan saya harus mendorong motor Spacy yang memang berat. Tapi Alhamdulillah selalu saja ada orang baik yang membantu ketika mesin motor saya mati. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun