Mohon tunggu...
Nurfitria Resta Oktaviani
Nurfitria Resta Oktaviani Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa Teknologi Pangan Fakultas Teknik Universitas Pasundan

Membahas seputar Teknologi pangan, topik topik politik, pendidikan, inspirasi, motivasi, bisnis, senang berbagi pengalaman dan bertukar pikiran. Semoga bisa bermanfaat untuk para pembaca ❤

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ibu adalah Guru Terbaik

26 November 2020   21:50 Diperbarui: 26 November 2020   22:14 1460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu sekolah pertamaku, dia adalah seorang guru. Guru bagi anak-anaknya, guru bagi murid-muridnya. Sekolah pertama bagi anak-anaknya yang mengajarkan berbagai kata bait kata, kalimat, kebahagiaan, rasa sakit, perjuangan hidup, agama, membaca, menulis, hingga mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan sosial dan juga umum. 

Ibu tak pernah lelah menjalankan perannya sebagai ibuku karena itulah peran yang sangat ia suka. Sedari kecil Ibu tak pernah protes dan selalu sabar mengajari anak-anaknya padahal semua orang tahu tidak mudah, mengajariku berjalan, berbicara, dan berhitung, menulis sampai aku bisa menjadi seperti sekarang itu semua karena kerja keras Ibuku.

Ibuku adalah orang pertama yang mau mepertaruhkan nyawanya sendiri untuku, demi bisa melihat bayi mungil yang kecil melihat dan menikmati dunia ia rela  mengorbankan dirinya dengan penuh rasa sakit yang dia pendam sendiri, bahkan mungkin kelahiranku menjadikan traumanya sendiri, tapi ibu tetap menyayangiku dengan tulus dan selalu merawatku dengan sepenuh hati. 

Aku bisa menjadi seperti ini semua itu karena berkat doa ibuku. Ibuku mungkin pribadi paling unik yang aku kenal, kita jarang berbicara membicarakan hal-hal konyol, ataupun hanya sekedar bertukar pikiran. 

Tapi walaupun Ibuku terlihat sangat cuek aku tau dia sangat menyayangiku, bahkan aku tak pernah cerita tentang hidupku kepadanya namun dia akan selalu tau bagaimana keadaanku dan perasaanku tanpa aku mengatakannya, dia selalu tahu apa keinginan terdalamku walaupun aku sendiri belum bisa mengatakannya.

Ibuku adalah orang yang paling setia dia selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anaknya, ketika aku pulang sekolah ataupun akan berangkat sekolah ibuku selalu menemaniku sampai jemputan sekolah datang dan menungguku sepulang sekolah, ibuku selalu memberikan apapun yang aku minta, ibuku adalah seorang pahlawan setiap kali ada teman yang menjahiliku ibuku tak pernah menerima anaknya di perlakukan seperti itu dia selalu berusaha agar anaknya dapat diterima oleh teman-temannya. 

Namun karena kejadian seperti itu aku malah menjadi dijauhi oleh teman-temanku karena di cap "anak tukang ngadu". Dan karena itupula aku marah dan sangat kesal kepada ibuku pada kala itu, mungkin karena pada saat itu aku belum mengerti apa-apa padahal tujuan ibuku itu baik, tapi aku sendiri tidak suka itu, aku lebih suka bisa menyelesaikan masalahku sendiri tanpa campur tangan orang tua. Dan dari keajadian itu aku menjadi tak pernah bercerita tentang kehidupanku lagi, jika ada yang menjahatiku atau menjahiliku aku diam dan tak pernah mengatakannya kepada orang tuaku dan selalu berusaha terlihat baik-baik saja.

Namun semakin ku dewasa terkadang aku selalu iri melihat teman-temanku yang bisa bebas bercerita apapun dan dapat mengekspresikan dengan bebas cerita-ceritanya kepada ibunya sedangkan aku hanya bisa bercerita yang hanya memang itu penting seperti halnya (keputusan masa depan, meminta doa ketika ujian, bingung menentukan arah hidup, atau permasalahan yang benar-benar sudah tidak bisa aku kerjakan sendiri).

Sebenarnya Ibuku bisa menjadi pendengar yang baik namun mungkin memang sedari kecil ibuku sudah sibuk bekerja, jadi aku dipaksa untuk mandiri dan bisa menyelesaikan masalahku sendiri, dan akupun jarang bercerita, sungguh sangat berbeda kehidupan masa kecilku dengan masa sekarang kehidupan terbaiku berubah semenjakku sudah menginjak SD pada saat itu, sebetulnya aku sangat rindu ibuku memeluku lagi, namun karena umurku sekarang sudah menginjak 20 tahun rasanya pelukan itu sudah tidak mungkin lagi aku dapatkan, tapi walaupun demikian aku tahu disetiap doanya, sujudnya selalu terselipkan namaku.

jalan hidup yang Ibuku pilih adalah menjadi seorang guru, sebuah profesi yang menjadi pendidik untuk mencerdaskan anak-anak Indonesia melalui ilmu yang dia tekuni ketika kuliah dulu. Ibuku tidak pernah pilih-pilih murid semua dia ajarkan dengan sepenuh hati dia jalani, bahkan menurut siwa-siswanya ibukulah orang yang paling baik memberikan nilai kepada anak-anaknya walaupun ibuku sangat tegas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun