Mohon tunggu...
Nurfauziyah 17160014
Nurfauziyah 17160014 Mohon Tunggu... Mahasiswa - bontang kaltim

cheer up

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Itu Atensi, Sensasi, dan Persepsi

1 Maret 2021   23:59 Diperbarui: 2 Maret 2021   00:10 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perkembangan kognitif adalah segala proses perubahan kemampuan mental pada anak - anak yang terjadi sepanjang hidupnya. Terdapat teori terkenal tentang perkembangan kognitif salah satunya adalah teori yang di kemukakan oleh Vygotsky. Dalam perkembangan kognitif ada teori sosiokultural yang di kemukakan oleh Lev Vygotsky. Vygotsky menekankan bahwa anak mendapat struktur kognitifnya melalui budaya dan interaksi social, terutama dari mendengar Bahasa di sekitar mereka. Ia perpendapat bahwa setiap bayi dilahirkan dengan fungsi mental dasar seperti atensi, sensasi, persepsi, dan memori, yang akan diubah oleh budaya menjadi fungsi mental yang lebih tinggi.

Perhatian (attention), berfokus pada sumber daya mental dalam memilih informasi, meningkatkan pemrosesan kognitif pada banyak tugas. Bahkan bayi yang baru lahir dapat mendeteksi sebuah bentuk dan memosisikan perhatian mereka pada bentuk tersebut. Bayi yang lebih tua mencari pola -- pola dengan lebih seksama. Pada usia 4 bulan, bayi secara selektif dapat memperhatiakan sebuah objek. Perhatian pada tahun pertama kehidupan didominasi oleh proses orientasi / investigasi (Posner & Rothbart, 2007). Proses ini mencakup mengarahkan perhatian kelokasi petensial penting dalam lingkungan (misalnya dimana) serta mengenali objek dan karakteristiknya (seperti warna dan bentuk) Courage & Richards, 2008). Dari usia 3 -- 9 bulan, bayi dapat mendistribusikan perhatian mereka dengan lebih fleksibel dan lebih cepat. Jenis perhatian lain yang penting adalah peratian yang berkelanjutan, juga dikenal sebagai perhatian yang terfokus (Courage & Richards, 2008). Stimulus baru umumnya memunculkan respons orientasi yang diikuti dengan perhatian yang berkelanjutan. Perhatian yang berkelanjutanlah yang memungkinkan bayi untuk belajar dan mengingat karakteristik stimulus, seiring stimulus tersebut menjadi familiar. Para peneliti telah menemukan bahwa bayi berusia 3 bulan terlibat dalam 5 -- 10 detik perhatianyang berkelanjutan. Dari usia ini hingga tahun kedua, lamanya perhatian yang berkelanjutan terus meningkat (Courage & Richards, 2008).

Sensasi (sensation) adalah deteksi energi fisik yang dihasilkan atau dipantulkan oleh objek-objek fisik yang terjadi ketika energy dalam lingkungan eksternal atau dalam tubuh merangsang reseptor dalam organ-organ indra. Sensasi meliputi penglihatan, bunyi, bau, rasa, dan sentuhan, dan terjadi ketika informasi berinteraksi dengan reseptor sensoris -- mata, telinga, lidah, hidung, dan kulit. Sensasi pendengaran terjadi ketika gelombang udara yang bergerak dikumpulkan oleh telinga luar dan ditransmisikan melalui tulang telinga bagian dalam ke saraf pendengaran. Sensasi penglihatan terjadi saat sinar cahaya kontak dengan mata, terfokus pada retina, dan ditransmisikan oleh saraf optic ke pusat -- pusat visual otak. deteksi energi fisik yang dihasilkan atau dipantulkan oleh objek- objek fisik yang terjadi ketika energy dalam lingkungan eksternal atau dalam tubuh merangsang reseptor dalam organ-organ indra. Sensasi meliputi penglihatan, bunyi, bau, rasa, dan sentuhan.

Persepsi (pereption) adalah interpretasi dari apa yang dirasakan. Gelombang udara yang kontak dengan telinga dapat diinterpretasikan misalnya sebagai suara atau bunyi music. Alat indera menangkap stimuli, lalu stimuli tersebut diubah menjadi sinyal yang dapat dimengerti oleh otak untuk kemudian diolah. Di sinilah terjadi apa yg disebut dengan proses persepsi, yaitu cara kita menginterpretasi atau mengerti pesan yg telah diproses oleh sistem indrawi kita. Energy fisik yang dikirimkan ke retina dapat ditafsirkan sebagai warna, pola, atau bentuk tertentu, bergantung pada hal tersebut dirasakan. Misalnya ketika anak mencium aroma permen, lalu anak mengalami sensasi, anak menyadari bahwa aroma tersebut sama dengan parfum yang dipakai oleh tantenya. Kesadaran anak dari aroma tersebut itulah yang disebut dengan persepsi. Jadi persepsi adalah proses memberi makna pada sensasi. Dengan melakukan persepsi anak mampu memperoleh pengetahuan baru. Persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Jika sensasi adalah proses kerja indera maka persepsi adalah cara memproses data inderawi tadi menjadi informasi agar dapat diartikan.

Banyak penelitian mengenai perkembengan persepsi pada masa bayi diarahkan oleh pandangan ekologis Elanor dan James J.Gibson. mereka berpendapat bahwa kita tidak perlu mengambil potongan-potongan data dari sensasi dan membangun representasi dunia dalam pikiran kita. Sebaliknya, system persepsi kita dapat memilih dari sejumlah besar informasi yang disediakan oleh lingkungan itu sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun