Mohon tunggu...
Nurfadilla
Nurfadilla Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Tadris Bahasa Indonesia di Institut Agama Islam Negeri Lhokseumawe

Assalamualaikum sobat! terima kasih telah berkunjung di profil saya. saya suka menulis puisi, artikel jurnal, dan cerita monolog.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat Cinta dari Si Penakut

28 April 2023   21:21 Diperbarui: 1 Mei 2023   15:46 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berdetak kencang jantungku saat mulut ini ingin mengeluarkan suara hati. Bergetar tubuh ini saat daku harus tampil menjadi pemateri presentasi. Apalah daya tubuh ini yang hanya seorang penakut dengan aliran darah yang penuh ambisi. 

Sudikah dikau duduk di sini? Sebab, inginku berbincang-bincang hangat denganmu mengenai beban di hatiku. Jika bisa kugapai cakrawala itu, inginku titipkan salam untukmu si pemberani. 

Iri hati tersayat-sayat di dada yang sempit, benciku melihatmu yang dengan elegannya mampu membuka suara di depan manusia-manusia pemilik mata sinis. Jika aku menjadi dirimu, mungkin aku akan absen pada hari tersebut untuk menghindari ketidakmampuanku. 

Inginku ajak dirimu untuk menuntunku menuju atap langit-langit ilmu. Namun, bagaimana bisa daku selantang itu untuk mengajakmu membantuku. Kata mereka kita semua sedang bersaing, tetapi kataku mengapa kita tidak saling bahu-membahu untuk bersaing melawan dunia? Bukankah bersaingan dengan rekan adalah tantangan yang biasa saja? Tidakkah lebih menantang jika bersaing dengan dunia? 

Muakku dengan senyuman palsu. Apakah rupa aslimu sangat buruk wahai si pemberani? Sampai-sampai dikau harus selalu tersenyum pada orang-orang sepertiku. Aku membencimu karena dikau sangat luar biasa untuk menjadi seseorang yang mampu menyembunyikan hal-hal yang selalu aku perlihatkan kepadamu. 

Aku ingin menjadi bagian dari dirimu, agar dikau tidak kesepian. Dan untuk yang kesekian kalinya aku lupa posisiku. Kita hanyalah teman yang ingin saling mengerti tanpa usaha untuk saling mengisi. Jika pun dirimu terbang bersama cinta yang lain menuju tujuan itu, daku pun di sini akan melakukan hal yang sama. Aku akan tetap tangguh dan berjuang demi langit-langit ilmu yang hanya bisa kuraih dalam jangka waktu tertentu. Tidak perlu berlama-lama ku di sini melihatmu dengan cinta yang lain, karena si penakut ini hanya memerlukan waktu empat tahun untuk menjadi sesuatu yang akan dikau lirik suatu saat nanti. 

Wahai pemberani ku, walau mataku mudah meneteskan air mata, walaupun hatiku selalu bergetar, telapak tanganku bercucuran keringat dingin, tidak akan daku biarkan semangatku patah. 

Lingkaran pertemanan yang bagaikan kumpulan ular berbisa tidak akan mampu mengalahkanku jika daku mendapatkan keberanian. Mungkin penawar tidak bisa daku temukan namun, lingkungan bisa daku ubah. Akan ku jauhi racun-racun mematikan itu demi aku mendapatkan umur panjang. 

Ribuan doaku panjatkan untuk kesuksesan dunia akhirat. Semoga daku dan dikau selalu dapat tumbuh menjadi sosok yang berguna bagi nusa dan bangsa. Mungkin proses kita berbeda, mungkin jalan yang kita tempuh pun berbeda. Namun, kita masihlah satu atap dalam perkuliahan, dan tidak ada salahnya jika dikau menyapaku sesekali. 

Untukmu si pemberani, jika dikau berubah suatu saat menjadi sosok yang lemah dan takut akan masa depanmu, ingatlah kembali tentang kedua orang tuamu yang sedang membanting tulangnya demi keberlangsungan kebutuhanmu, mereka yang selalu berdoa dalam rintik yang tersedu-sedu di gelapnya malam sebelum terlelap. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun