Mohon tunggu...
Nurdin
Nurdin Mohon Tunggu... Guru - Guru

sebagai guru sejarah dan sosiologi di SMA di kota Bandung tentu saja perlu berwawasan luas,karenanya saya selalu suka membaca dan menulis untuk memperluas wawasan yang masih sempit ini.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Katakanlah yang Benar Meskipun Pahit

2 Desember 2010   19:38 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:05 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Judul tulisan ini saya kutip dari arti salah satu sabda Nabi Muhammad SAW,yang sangat penting bagi umat manusia dalam berbagai aspek kehidupannya.Kalau tidak salah bunyinya  sebagai berikut:qulil khair  walau kana murran ,yang  pendek dan singkat tegas bahasanya.Namun sangat mendalam artinya,serta sangat berat  untuk melakoni   dan  melaksanakannya.Terkait dengan judul tulisan ini rasanya apa yang sedang hangat sekarang di berbagai halaman media nasional dan internasional justeru dampak dari beratnya dalam  merealisasikan suatu ungkapan kebenaran  tersebut.Para pengambil kebijakan di jajaran pemerintahan  diberbagai  negara seringkali memanipulasi kata kata yang muluk muluk dihadapan masyarakatnya,meskipun kadangkala berseberangan dengan hati nuraninya yang paling dalam.Karena berbagai alasan yang sengaja dicari cari,sehingga mereka mengemas kalimat kalimat yang  menyejukkan hati masyarakatnya .Padahal yang disampaikannya  dan dipublikasikan secara terbuka didepan masyarakat,jauh berbeda dengan apa yang sebenarnya terjadi.Kebenaran, kejujuran sangat langka sekarang ini,karena akan mendapat tantangan berat  dari individu dan kelompok  sosial   yang  sudah akrab dengan kebohongan .Mengapa individu  menipu diri sendiri dengan  menyampaikan berita bohong,  bersamaan menyembunyikan kebenaran  sehingga menimbulkan  rasa penyesalan dalam kehidupan  ?  Sekarang Julian Paul Assange  menjadi buronan interpol justeru karena warga Australia tersebut megungkapkan   laporan rahasia  para diplomat AS dengan mitranya diberbagai negara lewat WikiLeaksnya itu.Walaupun sesungguhnya laporan laporan tersebut benar,namun dianggap sebaliknya oleh individu individu atau kelompok  kelompok  yang merasa dirugikan karena ketahuan "belangnya".Soalnya selama ini  mereka  katakan berbeda  dengan  apa yang dilakukan  demi kepentingan politik negaranya  masing masing.Kalau bagi Amerika Serikat  hal   seperti itu memang sudah seringkali dilakukan  diberbagai belahan bumi ini.Gedung Putih mengkampanyekan secara besar besaran soal  hak asasi manusia,demokrasi,perlucutan senjata pemusnah massal (senjata kimia  dan  nuklir)keseluruh dunia.Padahal bersamaan dengan itu pula Washington justeru memakai bom hidrogen dan         senjata kimia di Vietnam,serta menyimpan bom curah di Inggris sesuai laporan WikiLeaks.Menyerang warga      sipil sedang pesta perkawinan di Afghanistan,serta warga sipil lainnya di perbatasan Afghanistan -Pakistan di    bantai dengan bom bom pesawat tak berawaknya,dan tidak mustahil pula justeru CIA  atau Mossad terlibat           dalam pembunuhan pakar nuklir Iran .George W.Bush menyerbu Iraq meskipun utusan PBB sudah mengatakan  bahwa Bagdad tidak memiliki senjata kimia  dan nuklir,dan dengan merasa tidak bersalah Bush akhirnya mengakui kekeliruannya itu.Dalam Pemilu yang diselenggarakan secara demokratis sekalipun jika pemenangnya  tidak disenangi oleh Washington,bisa dipastikan akan direkayasa suatu situasi untuk meruntuhkannya sebagaimana dialami oleh Hamas(Palestina),FIS(Aljazair).Begitu pula pemerintahan yang disukai AS  akan tetap  dipertahankan eksistensinya meskipun rejim rejim tersebut totaliter atau   tidak demokratis,seperti halnya  Mesir,Yordania,Aljazair,Saudi Arabia,bahkan Philipina(era Marcos)dan Indonesia dimasa Orde Baru.Baik pemilu   di Palestina dan Aljazair yang dimenangi oleh Hamas dan FIS  tidak berbeda dengan pemilu di Myanmar dulu yang dimenangi oleh Liga Demokrasi pipinan Aun San Kyu,tetapi AS dan sekutunya hanya mengecam keras   rejim junta militer Rangoon yang membatalkan hasil pemilu dan menangkap putri proklamator Myanmar itu.     Sedangkan kemenangan Hamas di Palestina dan Fis di Aljazair tidak diakui oleh AS,serta  hanya mendukung rejim Aljazair dan Palestina  yang kalah dalampemilu itu.Nah ,demikianlah sedikit gambaran tentang karakteristik negara  adi daya dunia saat ini.Hanya sedikit  negara  yang berani melawan ketidak adilan Gedung Putih ,sebagaimana juga hanya sedikit individu yang masih tetap mengatakan  yang benar  dan kebenaran meskipun    pahit,dengan konsekuwensi diembargo oleh  AS  dan sekutunya  dan dikucilkan oleh masyarakat internsional,   seperti yang dialami oleh Iran,Venezuela .

Bagi  negara negara yang mayoritas populasinya muslim seharusnya berani mengatakan yang benar meskipun pahit,tetapi karena khawatir akan dikucilkan ,diembargo  dan  dilengserkan dari kekuasaannya   sehingga mereka  hanya   menjadi "tukang amin"saja bagi AS dan sekutunya  tempat menggantungkan diri mereka  selama ini. Mereka  sadar terhadap apa yang dilakukan AS dan   sekutunya   kepada  mereka,namun    mereka tidak berdaya  karena lebih menyintai kehidupan duniawi belaka(hubbuddunya)lebih cinta kepada kekuasaan,kekayaan yang dengannya mereka bisa berpoya poya disekitar negara negara tetangganya yang miskin nestapa.Jika berbagai negara  yang mayoritas penduduknya muslim tersebut    bisa bersatu tanpa  memandang perbedaan faksi faksinya,garis poitik  dan bentuk pemerintahannya  tentu saja perjalanan  sejarahnya  akan berbed dari apa yang  terlihat dengan kasat mata sekarang ini.Barulah sabda Rasulullah SAW  itu bisa direalisasikan secara utuh,sehingga   kebenaran bisa ditegakkan ,serta sesungguhya kebenaran akan kekal diatas lenyapnya kebatilan, karena sesungguhya setiap kebatilan  pasti lenyap. Prosesnya terus bergulir menuju titik kebenaran ,namun sekarang masih tertunda selama berbagai pihak masih enggan berkata benar meskipun pahit. Semoga saja masa  penundaannya tidak terlalu lama,karena sudah banyak sekali menelan korban jiwa akibat ketidak jujuran yang   dilakukan segelintir manusia yang masih mempraktekkan "homo homini lupus"manusia manusia serigala yang   menerkam yang  lemah  untuk dijadikan budaknya dalam berbagai aspek sosial kehidupannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun