Darurat moneter yang terjadi di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia sebagai terjadi pada tahun 1997 adalah dengan semua account more sering terjadi. Darurat moneter di seluruh dunia terbarudipicu oleh darurat kredit penginapan di Amerika Asosiasi memiliki efek yang sangat besar dalam perekonomian dunia. Kehebohan darurat ini pemerintah, parlemen dan industri tentang pentingnya menjaga kesehatan kerangka kerja keuangan sebagai tugas umum.Â
Lebih disesalkan adalah setiap keadaan darurat, sebagai akibat dari kemalangan yang dialami,menyebabkan efek yang sangat mengerikan, khususnya hilangnya kepercayaan publik dan perkembangan keuangan dan gaji. Tidak lagi setelah keadaan darurat selesai, biaya pemulihan Ekonomi, khususnya bidang moneter, sangat besar. Itulah sebabnya saat ini menciptakan kemantapan pertimbangan moneter sebagai suatu kesusilaan umum yang harus dijaga untuk menjamin kepentingan masyarakat.
Di Asia, Bank Indonesia adalah bank nasional yang pertama sejak berubah menjadi pionir dalam berkarya memperhatikan kerangka moneter dengan yayasan Biro Stabilitas Sistem Moneter. Sampai sekarang hampir setiap bank nasional dunia bergerak untuk membuat masalah kerangka moneter sebagai subjek utama pengaturan moneter.Â
Hampir semua bank asosiasi moneter fokal dan global misalnya, IMF dan Bank Pembangunan Asia (ADB) secara eksplisit membentuk divisi/unit yang tidak biasa untuk menyaring dan mengevaluasi kondisi moneter negara masing-masing dan mendistribusikannya dalam laporan anggaran.Keadaan darurat moneter dapat menyebabkan kepercayaan masyarakat, khususnya penabung dan pendukung keuangan untuk menyebabkan "lari" melawan bidang usaha perbankan dan permodalan.Â
Tindakan perantara kecewa karena bank ternyata terlalu berhati-hati jantung. Hilangnya kepercayaan juga membuat porsi aset keuangan terganggu karena fakta bahwa pemilik cadangan pada umumnya akan melakukan "penyimpanan". Sesuatu Ini membuat pendekatan keuangan tidak bisa dijalankan menarik lagi mengingat fakta bahwa masyarakat umum dan yayasan moneter hilangnya kepercayaan (Tadjudin, 2003).