Mohon tunggu...
Nurdiansyah
Nurdiansyah Mohon Tunggu... Relawan - Kompasianer Brebes | KomBes (KBC-09)

Suka nulis, ketika tidak ada sesuatu yang ingin dibicarakan pasti ada sesuatu yang ingin dituliskan. Sering - sering main ke tempatku yah Thanks.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Meningkatkan Konektivitas Sistem Pembayaran di ASEAN Melalui Kerjasama BI dan Industri

8 Juni 2023   16:52 Diperbarui: 8 Juni 2023   17:05 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (Sumber: bi.go.id)

Pembayaran lintas negara merupakan salah satu aspek penting dalam memperkuat ekonomi ASEAN. Bank Indonesia, bersama dengan industri terkait, telah mengambil langkah-langkah untuk mendorong konektivitas pembayaran di kawasan ini sebagai bagian dari inisiatif jalur ekonomi dan keuangan dalam kepemimpinan Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 dengan tema "ASEAN-led Cross-Border Payment Connectivity, from ASEAN to Global". Upaya ini bertujuan untuk memperkuat dan meningkatkan konektivitas pembayaran di seluruh kawasan, serta mendukung pemulihan ekonomi yang sejalan dengan perhatian global melalui G20.

Dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) 2023 yang berkolaborasi antara Bank Indonesia, Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN Indonesia), serta Perhimpunan Bank-Bank Nasional Indonesia (PERBANAS), sejumlah isu penting seputar pembayaran lintas negara dibahas. Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, mengemukakan tiga hal yang perlu diperhatikan dalam konteks pembayaran lintas negara.

Pertama, ekonomi digital dan ekosistem keuangan di Indonesia dan ASEAN menunjukkan tren positif dengan prospek ekonomi yang optimis. Dalam konteks ini, Bank Indonesia menyambut baik inisiatif Regional Payment Connectivity (RPC). Namun, pembangunan konektivitas lintas negara di masa depan juga menghadapi tantangan dan risiko, seperti persepsi tentang tarif yang mahal dan proses yang lama, kurangnya inklusivitas, serta kurangnya transparansi. Selain itu, pembayaran lintas negara juga menghadapi variasi regulasi, mode bisnis, proses, dan spesifikasi pembayaran di setiap negara.

Untuk mengatasi tantangan ini, Pemerintah, otoritas terkait, dan pelaku industri pembayaran perlu bersinergi. Otoritas harus berkomitmen untuk mendukung strategi dan inisiatif keterkaitan ekonomi lintas negara, sementara pelaku industri harus siap menangkap peluang dan menciptakan inovasi dalam produk dan layanan lintas negara serta arsitektur sistem pembayaran.

Nilai transaksi lintas negara diperkirakan akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang. Pada tahun 2022, nilai pembayaran lintas negara di seluruh dunia mencapai USD 156 triliun, meningkat dari USD 127,8 triliun pada tahun 2018. Dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi global yang semakin mudah dan terhubung, penting untuk mempercepat pembayaran lintas negara sehingga lebih cepat, murah, transparan, dan dapat diakses oleh semua pihak.

Penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Regional Payment Connectivity (RPC) oleh lima bank sentral dari negara ASEAN (Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Filipina/ASEAN-5) pada tahun 2022 menunjukkan keseriusan negara-negara ASEAN dalam mewujudkan pembayaran lintas negara yang efektif.

Dalam diskusi panel di FEKDI 2023, perwakilan asosiasi industri yang terlibat dalam ekonomi digital menyampaikan pandangan dan ajakan untuk bersinergi dalam mendorong akselerasi ekonomi lintas negara. Kolaborasi dan sinergi antara pelaku industri dan bank sentral di negara-negara ASEAN menjadi faktor kunci untuk menghadapi tantangan dan mewujudkan keterkaitan ekonomi lintas negara secara lebih luas.

Industri sistem pembayaran, yang diwakili oleh ASPI dan PERBANAS, memberikan dukungan dan komitmen terhadap inisiatif strategis yang bertujuan untuk mengembangkan transaksi lintas negara. Melalui implementasi QRIS cross-border (CB) di Thailand pada tahun 2022, dan diikuti oleh Malaysia serta negara-negara ASEAN dan kawasan lain seperti India dan China di masa depan, industri sistem pembayaran aktif dalam mengembangkan standar dan pedoman teknis untuk mendukung implementasi transaksi lintas negara.

Selain itu, pelaku industri juga menekankan pentingnya edukasi dan kesadaran tentang manfaat sistem pembayaran ini bagi konsumen. Perusahaan fintech seperti Gopay dan DANA Indonesia, yang turut ambil bagian dalam FEKDI 2023, menyambut baik inisiatif QR Cross-Border dan berkomitmen untuk terus mengembangkan inovasi dalam pembayaran digital lintas negara, memberikan pengalaman transaksi yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal bagi pengguna.

Rangkaian kegiatan dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia, yang berlangsung hingga 10 Mei 2023 mencakup acara-acara edutainment untuk meningkatkan pengetahuan tentang ekonomi digital, serta menyediakan booth-booth edukasi, UMKM, dan kuliner yang menarik. Melalui edukasi yang berkelanjutan, diharapkan seluruh masyarakat Indonesia dapat mendukung penggunaan pembayaran lintas negara yang berkelanjutan dengan memanfaatkan QR Cross-Border.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun