Mohon tunggu...
Nurdiansyah
Nurdiansyah Mohon Tunggu... Relawan - Kompasianer Brebes | KomBes (KBC-09)

Suka nulis, ketika tidak ada sesuatu yang ingin dibicarakan pasti ada sesuatu yang ingin dituliskan. Sering - sering main ke tempatku yah Thanks.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

KOMBES | Membangun Persatuan Melalui Komunitas

24 Februari 2020   20:11 Diperbarui: 24 Februari 2020   20:10 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Even Kombes (Foto Adi Assegaf)

Mempunyai sebuah komunitas tentunya suatu kebanggan bagi setiap orang, karena dari situ kita bisa berbagi apa saja yang kita miliki demi mengembangkan bakat minat dan juga persaudaraan. Banyak penilaian agar sebuak komunitas bisa dikatakan sukses salah satu indikator komunitas bisa disebut sukses adalah jika berhasil memperkenalkan komunitasnya kepada masyarakat tentunya dalam hal yang positif, dan tentu saja masih banyak indikator kesuksesan lainnya.

Tentusaja merawat sebuah komunitas itu tidaklah mudah, karena masuk kedalam sebuah komunitas berarti kita siap untuk bersinergi dengan berbagai macam karakter, sidat dan keunikannya masing - masing agar bisa mengembangkan bakat serta menghasilkan karya dalam sebuah komunitas. 

Pembentukan karakter akan terbentuk secara perlahan - lahan, jika kita senang mengamati perilaku seseorang maka kita akan menemukan sebuah keunikan yang luar biasa pada individu masing - masing seseorang. Namun jangan hanya dinikmati saja, kita juga perlu mengambil suatu perilaku yang baik agar bisa kita adopsi dan kita terapkan pada kehidupan kita yang nantinya bisa bernilai positif untuk kita, dan  tentu saja tidak usah meniru perilaku yang tidak baik.

Komunikasi sangat penting dalam sebuah komunitas agar kordinasi dan hubungan terjaga dengan baik, mungkin anda pernah melihat dalam sebuah komunitas terdapat kubu yang saling menjaga jarak atau bahkan hanya terdapat persaingan dalam komunitas tersebut? Menurut penulis itu adalah komunitas yang kurang sehat, karena harusnya sebuah komunitas itu antar anggota sifatnya saling mendukung dan penuh dengan kolaborasi dan saling melengkapi. Maka dari itu komunikasi yang baik sangat berpengaruh bagi kesehatan sebuah komunitas, bagaimana memberi motifasi, membesarkan hati seseorang, mensupport satu sama lain, membantu anggota yang kesusahan dan saling berbagi pengetahuan.

Fanatisme yang berlebihan adalah sebuah musuh dalam selimut dalam sebuah komunitas, sudah banyak komunitas yang karena sifat fanatisme yang berlebihan akhirnya menimbulkan sikap yang berdampak negatif bagi komunitasnya. Pengurus dalam sebuah komunitas hendaknya selalu menghimbau agar anggota nya selalu mengedapankan nama baik komunitas, karena jika masyarakat sudah memberi label sebuah komunitas itu negatif maka akan sulit merubah perspektif masyarakat terhadap komunitas kita.

Pengurus merupakan sebuah susunan yang penting dalam sebuah komunitas, ibarat kopi jika diracik dengan takaran yang pas maka akan menciptakan rasa dan aroma yang nikmat. Leader itu seperti barista, bagai mana ia memilih kordinator yang penuh dengan inovasi dan kreatifitas, pemilihan kordinator - kordinator sangat penting dengan mempertimbangkan karakter dan kemampuan seseorang dalam memimpin. Dalam memimpin juga dibutuhkan sebuah mental seorang pemimpin, bukan seorang bos. Dalam sebuah komunitas akan sangat terlihat siapa yang bisa disebut pemimpin dan bos, kepuasan dalam sebuah memimpin juga sebetulnya perlu diadakan setiap beberapa waktu agar menjadi sebuah penilaian tersendiri bagi bagi pemimpin.

Indahnya kebersamaan dalam sebuah komunitas bisa kita nikmati tidak hanya oleh anggota namun juga masyarakat yang menyaksikan. Indonesia penuh dengan seku ragam budaya dan terbentuklah berbagai macam ribuan dan jutaan komunitas diseluruh Indonesia, maka betapa kuat persatuan Indonesia lewat komunitas - komunitas tersebut. Jadi mulai sekarang bangunlah komunitas anda dengan sebuah spirit yang positif dan penuh kebanggan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun