Ramadhan tahun 1442 H ini merupakan ramadhan ke-2 di tengah masa Pandemi Covid-19. Dan sebagaimana Ramadhan tahun lalu, ngaji ala komunitas Gembul tetap rutin dilakukan. Bahkan saat ini kajian diselenggarakan mingguan setiap Ahad meski hanya bisa melalui aplikasi zoom meeting.
Kajian Ramadhan tahun 1442 H mengangkat tema besar : “Mendefinisikan kembali makna SEHAT scr KAFFAH (Sehat secara fisik, sehat secara mental, sehat sosial dan sehat finansial)"
Seri diskusi pertama yang merupakan kajian jelang Ramadhan, sohib saya yang tinggal di Malang, Jawa Timur, Mas Sunardi Siswodiharjo menyampaikan materi “Diet dan Kesalahan Mindset”. Beliau mengulas perilaku diet orang kebanyakan dengan segala kesalahkaprahannya serta memberikan tips tentang diet sehat yang semestinya dilakukan.
Nah, pada seri diskusi yang kedua pada tanggal 18 April 2021 kemarin, giliran saya menjadi moderator dengan Ustadz Mustain, S. Ag, M. Si sebagai pemateri. Ustads Tain, demikian biasa karib saya ini dipanggil, saat ini berdinas sebagai Kepala Kantor Urusan Agama di Kecamatan Galis Kabupaten Bangkalan Madura, Jatim.
Beliau teman kecil saya dari Bantul, Jogjakarta. Rumah kami berdekatan, masih satu desa, kalau saya di kulon Pasar Jodog, Kang Tain ini kidul Pasar Jodog. Masa kecil Kang Tain sebagaimana lazimnya tradisi putera Nahdliyin, banyak dihabiskan dengan menimba ilmu di beberapa pesantren. Saat muda, kami sama-sama aktifis. Kalau saya banyak aktif di Ikatan Pelajar Muhammadiyah, kang Tain aktif di organisasi kepemudaan Nahdlatul Ulama.
Sub tema yang diangkat Kang Tain pada seri diskusi ini adalah “Hati lebih sehat dengan amal sholeh yang kuat”.
Beliau memulai paparan dengan mengajak kita untuk mengosongkan hati dari segala bentuk penyakit hati. Jadi kita harus membuang sifat-sifat buruk kita atau penyakit-penyakit hati kita. Ada beberapa penyakit hati yang menyertai dalam kita beramal.
Yang pertama, takabur atau sombong, merasa dirinya paling baik. Takabur ini merupakan dosa warisan yang tumbuh sejak penciptaan manusia pertama. Pertama kali ajaran iblis adalah takabur ini. Iblis tidak mau sujud dalam arti menghormat kepada Nabi Adam As karena takabur. Takaburnya Iblis adalah saat ia berkata, “Saya ini lebih mulia karena saya tecipta dari api, sedangkan Adam dari tanah. Ini merupakan salah satu arogansi iblis yang kemudian sikap ini diwariskan kepada umat manusia.
Oleh karenanya Allah SWT mengingatkan kita dalam Surah Al Isra : 37
وَلَا تَمۡشِ فِى الۡاَرۡضِ مَرَحًا ۚ اِنَّكَ لَنۡ تَخۡرِقَ الۡاَرۡضَ وَلَنۡ تَبۡلُغَ الۡجِبَالَ طُوۡلًا
“Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung”.