Mohon tunggu...
Nur Budi
Nur Budi Mohon Tunggu... Lainnya - Tebarkan benih kebaikan... maka akan tumbuh mekar bunga-bunga pahala...

"Dialah yg menjadikan utk kamu bumi yg mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya, dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kamu kembali stlh dibangkitkan" (QS Al-Mulk : 15)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Our Passion is Our Strength

2 Maret 2021   19:06 Diperbarui: 25 Maret 2023   15:15 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kandang penangkaran burung (Dokumentasi Pribadi)

Sukses dengan kenari, saya ingin mencoba menangkarkan burung yang lebih menantang; murai batu. Pada tahun 2014, mulailah menangkar jenis murai batu, kacer dan anis kembang secara bersamaan. Ketiga jenis tersebut memiliki karakter yang hampir sama dalam penjodohan. 

Saya buat 12 kandang penangkaran dari bahan batu bata, kayu dan kawat strimin meski pada awalnya tidak semua kandang terisi. Ukuran kandang 1 x 1 meter dengan tinggi 2 meter. Harus sabar dalam penjodohan ketiga jenis ini, jangan buru-buru menyatukan dalam kandang penjodohan. 

Saya mengalami kejadian dimana si betina diserang oleh pejantan, bahkan beberapa sampai mati dengan kodisi babak belur penuh luka. Saya tidak patah arang, terus amati karakter dan perilaku masing-masing burung. 

Hasilnya, saya sukses menjadi mak comblang dari beberapa pasang burung. Singkatnya, jika si gadis mulai mengimbangi siulan sang jejaka dan tidur mereka berdekatan, itu pertanda mereka mulai berjodoh dan bisa dilepas dalam kandang penangkaran. Ingat, ini dalam hal penjodohan burung ya.

Apakah kemudian sukses penjodohan ini juga diikuti dengan kesuksesan dalam proses bertelur dan menetaskan anakan? Ternyata tidak. Ada beberapa yang bertelur, tapi tahu-tahu telurnya hilang. Ada yang sampai mengerami telur dan menetas, tapi kemudian anakannya mati dibanting oleh indukan. Hampir setahun saya dipusingkan dengan kejadian begini. Bahkan sampai-sampai saya beli mesin penetasan telur. Berhasil menetas, tapi saya juga dipusingkan dengan cara meloloh anakan yang baru menetas ini, akhirnya mati juga.

Pada masa ini, saya datangi seorang teman di daerah Cepu Jawa Tengah yang saya anggap expert di bidang penangkaran murai batu. Saya berguru dengannya dan diberi tips-tips cara penjodohan, perawatan, pola makan dan manajemen anakan. Pokoknya semua ilmu dari A sampai Z saya dapatkan dari kolega saya ini. 

Beberapa bulan kemudian saya menuai hasilnya. Burung-burung murai, anis kembang dan kacer yang saya tangkarkan mulai tenang, bertelur, mengerami telur dan menghasilkan bayi-bayi yang lucu. Produksi anakan pun mulai lancar. Keuntungan finansial juga saya dapatkan. Jangan tanyakan masalah harga saya menjual anakan murai, karena itu variatif sesuai kesepakatan saya dengan pelanggan… he..he…

Sebagian
Sebagian
anakan hasil penangkaran (dokumentasi pribadi)

Itulah sekelumit cerita yang saya bagikan sebagai pemantik diskusi. Kisah yang berawal dari keterpaksaan (biar tidak balik ke kasur selepas subuh), berubah menjadi kesenangan dan berakhir menjadi kebiasaan. Bahkan sangat mungkin nanti akan menjadi sebuah pekerjaan. 

Selepas pensiun nanti, bisa jadi saya akan beralih profesi sebagai peternak burung…. Kesimpulannya, semangat untuk mencintai suatu pekerjaan adalah kekuatan kita. Tekuni hobi yang kita punya, maka hidup kita akan terasa bahagia.

Di akhir sesi diskusi, ada sebuah pertanyaan dari seorang teman: Bagaimana caranya agar bisa menumbuhkan passion? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun