Mohon tunggu...
Nur Azizah
Nur Azizah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi IAIN Langsa

yakin usaha sampai

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Lidi Nipah Muda Disulap Menjadi Ladang Usaha Para Ibu Rumah Tangga

16 April 2021   20:00 Diperbarui: 16 April 2021   20:08 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Penulis: Nur Azizah (Mahasiswi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Langsa)

Lidi nipah yang biasa nya di buang namun di tangan ibu-ibu dusun sembilan air hitam, Gebang, menganyamnya menjadi sapu hias yang cantik dan menguntungkan, ibu rumah tangga yang awal nya tidak berpenghasilan sekarang bisa menghasilkan uang dari menganyam lidi nipah menjadi sapu hias.

Daun nipah  tidak hanya untuk pembuatan atap rumah namun bisa di jadikan hiasan yg cantik dan bermanfaat untuk membersihkan spring bed. Banyak yang tidak menyangka, jika limbah lidi nipah sanggat bermanfaat.  Nipah muda biasanya hanya daunnya saja yang memiliki nilai jual, dengan mengekspornya. Sedangkan lidinya, umumnya dibakar begitu saja. Tapi itu tidak terjadi di tangan ibu-ibu rumah tangga di dusun IX air hitam, kecamatan gebang. Lidi nipah ini memiliki nilai ekonomis dengan mengolahnya menjadi beragam produk sapu kasur dan juga souvenir.

Sapu hias berbahan dasar limbah tanaman pohon nipah ternyata dapat menghasilkan omzet sampai jutaan rupiah, daun nipah yg muda di ambil untuk bahan rokok yg di ekspor ke luar negri sedangkan lidi nya di bersihkan dan dirangkai menjadi sapu hias.

Penjualan sapu hias ini juga sudah sampai ke kota-kota besar seperti kota medan, Banda Aceh, Jakarta dan lainnya. Terlebih di super market dan pasar-pasar supenir. Lidi daun nipah banyak dikawasan pesisir pantai air asin yang di ambil dari kecamatan Gebang dan Tanjung pura, Langkat.

Ponisem (50) di dusun Sembilan Desa Air Hitam Kecamatan Gebang, Langkat, sudah 7 tahun lebih menekuni usaha sambilan membuat sapu hias sekaligus merupakan tangan kanan dari pemilik sapu hias ini, ibu ponisem lah yang mengelola usaha sapu hias ini sampai sekarang ini, bersama ibu-ibu rumah tangga lainnya. Mereka memang tidak terfokus pada usaha itu, hanya sambilan setelah pekerjaan rumahnya selesai.

Pembuatan sapu hias ini juga tidak hanya memakai lidi saja namun banyak lagi bahan-bahan yang di perlukan hingga menghasilkan sapu hias yang cantik, bahan yang lain seperti pita satin, benang nilon, pita bunga, pita Jepang, gunting, korek api, plastik untuk mengemas sapu hias dan lain-lain.

Lidi nipah di beli dari desa Rantau panjang kecamatan Tanjung pura seharga Rp 2.500 per kilo dalam keadaan basah, kalau lidi dalam keadaan kering Rp. 3000 per kilo. Lidi bisa di anyam kalau dalam keadaan kering "kata ibu ponisem"

Untuk membuat sapu hias ini, ibu-ibu di dusun sembilan air hitam bisa menghasilkan Rp. 20.000-30.000 perhari sambil mengerjakan pekerjaan rumah atau sambil merumpi dengan sesama mereka saat membuat sapu hias.

Harga sapu hias ini di jual satuan Rp10.000 saja "kata ibu ponisem" dan Sudah tujuh tahun sapu hias ini kami tekuni sebagai usaha sambilan. "Upah per lusin sapu hias hingga sudah dikemas dalam plastik Rp 15.000. 

Persetengah hari bisa dua lusin, karena ini pekerjaan sambilan, ketimbang merumpi tak ada hasil, kami kumpul sambil buat sapu namun dapat menghasilkan uang, sebut nurlaila salah seorang pengrajin sapu hias.

L"Pada bulan puasa biasa nya permintaan sapu hias meningkat hingga dua kali lipat di bandingkan hari-hari biasa nya, sebut ibu ponisem"

Ibu ponisem " pada masa covid sanggat berdampak karena penasaran atau penjualan menjadi berkurang, padahal sebelum covid ada permintaan sapu hias ini sanggat melunjak, bahkan sampai harus menambah pekerja untuk menutupi permintaan dari toko atau agen di kota medan"

Kamal, merupakan pemilik usaha sapu hias ini yang memulai usahanya dari nol, hingga sekarang sampai ke beberapa kota besar. 

Namun beberapa bulan lalu pemilik usaha sapu hias ini meninggal dunia dan sekarang usaha sapu hias ini di teruskan oleh anak nya yg bernama ilham, pemilik usaha sapu hias di dusun IX Tangkahan Pinang Desa Air Hitam, Langkat mengatakan, omzet dari penjualan sapu lidi sudah jutaan rupiah, tergantung banyaknya hasil yang diproduksi.

Harga perlusin jika di jual ke agen atau toko besar Rp 85.000 perlusin, jika di jual eceran bisa mencapai Rp. 15.000 sampai Rp 20.000 per satuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun