Mohon tunggu...
Nur Alaviyah Alhikma
Nur Alaviyah Alhikma Mohon Tunggu... Dosen - Belajar menulis

Jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Salahkah Diagnosa Guru?

25 Februari 2018   12:58 Diperbarui: 25 Februari 2018   13:17 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://jalantikus.com

Dalam dunia pendidikan tidak akan terlepas dari sosok guru dan siswa. Guru adalah sesorang yang tanpa mengharap imbalan dengan ikhlas membantu siswa dalam menuntut ilmunya. Guru memiliki peran penting yakni mencerdaskan setiap anak didiknya. Dengan memberikan ilmunya , mencontohkan akhlaq yang baik , dan memberikan hal positif lainnya pada siswanya. Dan guru menjadi kompas bagi setiap siswanya. Guru yang baik akan mengarah ke hal kebaikan. Guru yang kurang baik akan mengarah pula ke hal yang kurang baik. Apakah mata arah guru berdampak pada siswanya ? Ya, pastinya akan berdampak.

Siswa adalah seseorang yang diberikan berbagai macam potensi yang berbeda di setiap individunya. Dengan perbedaan potensi yang dimiliki siswa juga memiliki masalah masalah yang berbeda pula. Dalam proses pendidikan masalah masalah itu lumrah datang pada siswa atau guru. Salah satu masalah siswa adalah cita cita. 

Kadang cita cita menjadi momok dasar masalah siswa. Sebagian siswa bingung terhadap apa kemampuan yang dimilikinya sehingga ragu dan malu untuk bercita cita. Sejatinya setiap siswa telah di berikan oleh tuhan potensinya sendiri sendiri. Hanya saja siswa masih belum mengerti dan percaya diri tentang dirinya sendiri. Dengan ketidak percayaan diri itu akan muncul masalah masalah lain seperti jurusan untuk kuliah, pekerjaan, ekskul, dan yang lainnya. Masalah cita cita juga bukan hanya terletak pada ketidak percayaan diri siswa. Justru dari sisi lain pun bisa. Misalnya keluarga.  Keluarga khususnya orangtua selalu mengarahkan anak ankanya untuk bercita cita kekerah putih saja.

Kenapa mereka selalu mengarahkan kekerah putih saja? Karena menurut sebagian pandangan orang tua akan terjaminlah hidupnya dengan pekerjaan itu. Namun, dilain itu banyak sekali pekerjaan yang juga menuai sukses  terlebih jika seorang anak bercita cita cita untuk ke ranah bebas. Maksud bebas disini kearah seni, wirasasta bahkan petani dan nelayan. Orang tua kadang tidak adil dalam menginstruksi cita cita anaknya. Siswa dengan cita cita semacam itu selalu ditentang. Dengan begitu siswa akan  semakin bingung dan galau tentang cita cita mereka. Cita cita merupan secuil masalah kehidupan siswa. Banyak masalah masalah lain yang lebih besar yang dihadapi siswa.

Pada siapa siswa dapat menyelesaikan masalah masalahnya ? Guru bk menjadi solusinya. Guru bk memiliki caranya sendiri sendiri dalam menangani masalah siswa. Karena maslah satu siswa dengan siswa lain pasti berbeda dan haruslah berbeda pula cara menanganinya bukan disama ratakan.  Seringkali banyak kesalah pahaman yang ada dalam bk antaranya menyamaratakan cara pemecahan masalah bagi semua klien, hanya dibatasi untuk klien klien tertentu saja, konselor harus aktif dan siswanya pasif, pelayanan bk berpusat pada keluhan pertama saja, dan menganggap hasil kerja bk akan segera dilihat. Bk sejatinya bukanlah seperti itu. Di setiap masalah harus ada solusi yang sesuai. Dan setiap keluhan masalah bukan hanya berpatok pada keluahan pertama dan kedua saja. Salah konsepsi ini akan menimbulkan dampak.

Salah diagnosa dan konsepsi seorang guru tidak akan langsung terlihat seperti salah diagnosa seorang dokter. Salah diagnosa guru akan terlihat 10-20 tahun yang mendatang.

Koruptor menjadi salah satu akibat salah diagnosa guru. Mungkin dulu sewaktu sekolah sang koruptor terbiasa untuk contek mencontek. Dan guru membiarkan hal itu terjadi. Padahal semakin kesininya kebiasaan itu akan tumbuh dan berkembang sehingga dewasanya menjadi koruotor. 

 Namun guru yang baik akan menegur siswanya untuk tidak berbuat itu. Karena guru baik itu tau bahwa kedepannya perilaku itu menjadi bibit yang tidak baik. Guru yang baik akan melahirkan seorang pemimpin yang baik jujur dan cerdas. Sebagai tokoh pendidikan semua guru harus dapat berfikir kritis, jujur, disiplin dan mencontohkan sikap yang baik pada siswannya. Sehingga bibit yang ditanam akan tumbuh subur menjadi pohon yang rindang dan banyak buah dengan berbagai kemanfaatannya. Bukan malah menjadi pohon yang jelek dengan segudang racun didalamnya. Salam pahlawan tanpa tanda jasaku !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun