Mohon tunggu...
Belladonna Tossici
Belladonna Tossici Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembaca

Membutuhkan buku seperti membutuhkan oksigen.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Ena-ena yang Membuat Kecanduan

14 Desember 2019   09:31 Diperbarui: 14 Desember 2019   09:48 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Unsplash.com/@rafaelsaes

"Pada otak bagian depan sebagai pusat decision making dan analisis terjadi perusakan sel pada otak remaja yang kecanduan konten porno. Pada lapisan terluar otak atau yang disebut dengan 'materi abu-abu' sebanyak 4,4 % akan semakin kecil dan menipis."

Semuel Abrijani (Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo))

Seks yang Tabu lagi Mencandu

Baiklah, kutipan di atas bisa Anda temukan kalau mencarinya pada situs resmi Kementerian Kominfo. Berbekal niat mulia demi menyelamatkan anak bangsa dari kerusakan otak yang berujung pada kerusakan moral, Kementerian Kominfo pun memblokir situs-situs porno yang sebenarnya pemblokiran tersebut tidak berguna karena masih bisa diakses dengan VPN. 

Tak dapat dipungkiri bahwa membaca novel dengan adegan seks, menonton orang berhubungan seks, dan melakukan hubungan seksual adalah hal yang membuat kecanduan. Lalu apa bahayanya? 

Selain merusak sel otak seperti kata pejabat di Kominfo, kecanduan pornografi pun dapat mengubah karakter manusia menjadi jahat. Mungkin Anda pernah menonton video YouTube yang menampilkan pembunuh berantai. Mudah saja mencari pembunuh berdarah dingin yang memperkosa korbannya sebelum kemudian membunuh, memutilasi, atau bahkan memakannya, tinggal cari di Google. Para pembunuh tadi memiliki persamaan: menyukai konten pornografi bahkan kecanduan menonton film porno. 

Sejak zaman dahulu manusia telah menyadari bahaya ini. Akibatnya, seks dan alat kelamin  bukan hanya haram ditonton, melainkan juga tabu dibahas. Anda tetap akan dianggap orang baik kalau habis makan di restoran, lalu mengatakan, "Wah, di warung tadi ayam gepreknya enak, ya. Potongannya besar lagi."

Lain ceritanya kalau Anda adalah seorang perempuan misalnya, menikah dan telah menunaikan malam pertama, lalu keesokan harinya membahas di muka umum, "Wah, ngeseks sama Mas Paijo tuh enak, ya. Penisnya besar, lagi."

Apakah Anda akan tetap dicap sebagai perempuan baik-baik?

Anda akan dibuat benci setengah mati pada pemuka agama yang menikah lagi dengan wanita cantik yang Anda perkirakan lebih memuaskan secara seksual. Lain ceritanya kalau si pemuka agama menikah dengan perempuan tua yang keriput serta tidak memuaskan secara seksual, Anda malah akan menghormatinya. 

Dibenci tetapi Dicari 

Silakan persalahkan Dopamin. Oh ya, hormon yang menciptakan perasaan bahagia ketika membaca adegan seks, menonton orang berhubungan seks, dan melakukan hubungan seks itulah yang membuat manusia kecanduan. 

Efek seks bagi otak layaknya alkohol dan narkotika. Menyenangkan. 

Sebelum era digital, seks dijadikan sarana rekreasi dan prokreasi. Pada era sebelum kemerdekaan sampai sesudah kemerdekaan ketika listrik belum sepenuhnya menjamah Indonesia, apa yang akan dilakukan pasangan suami istri pada malam gelap yang hanya diterangi lampu minyak? Tidak mungkin juga kan mereka nonton di XXI sebagaimana pasangan zaman sekarang. Makanya mbah dan mbah buyut kita punya banyak anak. Proses pembuatannya enak, menghasilkan hormon yang membangkitkan perasaan bahagia pula. 

Bagaimana dengan zaman sekarang? 

Negara-negara maju di Eropa, Jepang dan Korea Selatan tengah mengalami resesi seks, yakni orang-orangnya semakin enggan berhubungan seksual. Namun, bukan berarti seluruh manusia mampu melawan kodrat alam.

Coba kita berkaca pada berita nasional yang sedang hangat, soal skandal di salah satu maskapai penerbangan plat merah. Awalnya kita disuguhi informasi mengenai petinggi maskapai yang diduga menyelundupkan sesuatu. Namun belakangan, jagat maya ramai meributkan soal simpanannya. Tak sampai di sana, malah merembet ke soal prostitusi yang melibatkan nama besar pejabat perusahaan itu. 

Mengapa? Mengapa urusan selangkangan lebih menarik dibandingkan isu awal soal penyelundupan? 

Jawabannya: Manusia suka seks tetapi terlalu angkuh mengakuinya. 

Masih perlu bukti? 

Silakan klik Google Play Store dan kira-kira buku apa yang bertengger di daftar paling laris, meskipun sebenarnya saya bisa mengunggah screen shot, tapi nanti saya disebut mempromosikan novel anu. 

Lagi-lagi saya perlu membahas Wattpad. 

Terlalu mudah mencari tulisan berbau seks yang diperhalus istilahnya menjadi cerita dewasa padahal ditulis oleh bocah di bawah umur. Malah ada pembaca yang terang-terangan meminta adegan seks ditambah agar lebih hot. 

Cerita romance tanpa seks di Wattpad ibarat makan nasi tanpa lauk. Kurang seru, anyep. 

Saya berani bertaruh, di dunia nyata, para pembaca dan penulis macam itu jarang sekali yang mengaku bahwa mereka memang menyukai cerita berbumbu seks. Manusia ingin selalu tampak baik, dan membahas seks atau menyatakan terang-terangan bahwa kita menyukai bacaan berbumbu seks dianggap tidak baik. 

Bagaimana dengan Anda?


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun