Mohon tunggu...
Nur Afmi Muniroh
Nur Afmi Muniroh Mohon Tunggu... Lainnya - Inspiring inovation and integrity

Inovasi untuk membangun negeri

Selanjutnya

Tutup

Nature

Mahasiswa KKNT IPB Edukasi Pembuatan Pupuk Organik Cair Istimewa pada Masyarakat Kampung Gunung Handeuleum

2 September 2020   09:19 Diperbarui: 10 September 2020   13:58 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Kampung gunung handeuleum terletak di kecamatan Cibungbulang, kabupaten Bogor. Kampung ini terkenal sebagai kampung pertanian hal ini dikarenakan lahan persawahan dan perkebunannya yang masih luas. Namun, dalam pemberian nutrisi bagi tanamannya masih menggunakan pupuk non organic seperti NPK dan Urea. Padahal semua Negara melarang dalam penggunaan pupuk non organic karena berbahaya bagi kesuburan tanah juga kesehatan tubuh manusia. 

Berdasarkan sensus pertanian Badan Pusat Statistik (BPS) 2013 bahwa sebanyak 86,41 persen petani yang menggunakan pupuk anorganik. Sementara penggunaan pupuk organic hanya 0,07 persen.  Hal ini menunjukan bahwa petani di Indonesia lebih tertarik menggunakan pupuk anorganik. Padahal dibalik hal ini, ancaman terhadap pertanian sangat besar. 

Untuk menanggapi hal tersebut, mahasiswa KKN dari IPB University mengajak masyarakat untuk membuat pupuk organic cair istimewa atau dikenal dengan istilah POCI. POCI merupakan pupuk yang dibuat secara alami melalui proses fermentasi sehingga menghasilkan larutan hasil pembusukan dari sisa makanan, kotoran hewan maupun sisa tanaman. 

Namun dalam POCI yang dibuat oleh mahasiswa KKN IPB University ini berbahan dasar sampah dapur misalnya makanan basi (seperti nasi bekas, dll) dan sampah sayuran dan buah-buahan yang sudah tak terpakai (misalnya kulit pisang, dll). 

 Meski begitu, tak semua sampah dapur bisa dimanfaatkan karena pada dasarnya supaya pupuk organic cair hasilnya bagus maka jangan campur sampah dapur yang mengandung minyak karena hal ini akan merusak kualitas dari pupuk cairnya.

Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan POCI ini yaitu sampah dapur (tidak berminyak), sumber bioaktivator (pilih salah satu, bisa dengan terasi atau nasi bekas yang sudah berwarna hijau) atau bisa menggunakan cairan EM4 atau yakult, dan sumber glukosa (larutan gula merah sebagai energy untuk mikroorganisme). 

Untuk cara pembuatannya, yaitu: 1)hancurkan /potong sampah dapur agar fermentasi lebih optimal, kemudian masukan kedalam wadah. 2) tambahkan air (lebih baik dengan air cucian beras) dengan perbandingan 1:1 antara sampah dan air. 3) tambahkan bioaktivator (EM4 = 30 ml/liter air atau 1 pcs yakult untuk 10 liter air) (pilih salah satu, dapat mengguakan terasi atau nasi yang sudah menghijau secukupnya). 4) tambahkan larutan gula sebagai sumber energy bagi mikroba. 

Aduk lalu tutup wadah dengan rapat. Diamkan selama 14 hari di tempat yang hangat dan teduh. Periksa setiap hari dan buka tutup bila perlu, lalu tutup kembali.  5.) setelah 14 hari kemudian pisahkan antara padatan pembusukan sampah dengan cairan pupuk organic cair dengan cara di saring. 6)  Pupuk organic cair siap di pakai. Untuk digunakan sebagai pupuk gunakan perbandingan 1;50 antara cairan pupuk dengan air.

Kegiatan ini berlangsung minggu (8/8) lalu yang digelar di kampung Gunung Handeuleum tepatnya di Lapangan MI Yapemas. Kegiatan ini berlangsung dengan tetap disiplin pada protocol kesehatan. Hal ini dikarenakan kegiatan budikdamber ini berlangsung saat pandemic covid 19.

Menurut bapak Akbar S.pd.i selaku mitra KKN T IPB University melalui program pembuatan pupuk organic cair ini diharapkan masyarakat dapat belajar menghemat biaya untuk pemberian nutrisi bagi tumbuhannya dan dapat mandiri untuk membuat pupuk sendiri.

Dengan adanya edukasi pupuk organic cair ini, menurut Tanu dan Putri selaku mahasiswa Penanggungjawab pembuatan POCI diharapkan masyarakat Kp. Gunung Handeuleum dapat menghemat pengeluran biaya untuk pembelian pupuk dengan memanfaatkan limbah-limbah dapur sehingga tercipta sustainable. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun