Mohon tunggu...
nur imroncahyadi
nur imroncahyadi Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswa

Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jalan Hidup Street Cosplay "Iron Man" di Tengah Pandemi Covid-19

15 Desember 2020   18:02 Diperbarui: 15 Desember 2020   18:16 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Efek domino Pandemi Covid-19 di Indonesia berpengaruh terhadap tatanan kehidupan ekonomi di masyarakat.  Selama 10 bulan Pandemi Covid-19 melanda di Indonesia, angka pengangguran melonjak hingga tercatat 3,7 juta jiwa.

Tingginya angka pengangguran tersebut selama Pandemi Covid-19 disebabkan pembatasan sosial yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia sehingga banyak perusahaan besar maupun UMKM mengalami defisit keuntungan dan memangkas jumlah karyawannya.

Hal ini tentunya menjadi sinyal untuk sebagian besar masyarakat Indonesia untuk berpikir keras menemukan sebuah ide pekerjaan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi untuk bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19. Salah satu contohbya adalah menjadi seorang Cosplay Iron Man.

Pada awalnya Cosplay Iron Man hanya ditemukan pada festival-festival film action "Avengers" . Namun saat ini Cosplay Iron Man mudah dijumpai oleh masyarakat terutama di lampu lalu lintas, trotoar, hingga tempat wisata.

Hal ini disebabkan banyaknya masyarakat yang beralih profesi setelah di PHK akibat pandemi Covid-19 menjadi Cosplay Iron Man. Alasan utamanya adalah biaya modal yang dikeluarkan tidaklah besar dan pekerjaan yang dilakukanpun cukup mudah.

Selain itu, jika dilihat dari potensi pasar masyarakat yang hobi dengan berfoto-foto menjadi peluang yang besar dalam menarik minat menikmati aksi manusia Cosplay Iron Man. 

Cosplay Iron Man yang ditemukan di jalan-jalan kota besar di Indonesia sering melakukan street performance yang terdiri dari membaca puisi, Tos Corona, hingga bernyanyi.

Tentunya hal tersebut membuat masyarakat menikmati dan tidak merasa terganggu ketika mereka melakukan aksinya sehingga biasanya pendapatan seniman cosplay Iron Man ini dalam sehari diantaranya mencapai 100 ribu-200 ribu rupiah.

Namun, dibalik merebaknya fenomena manusia cosplay di jalan tentunya menimbulkan kontroversial. Aksi cosplay Iron Man di jalanan dianggap mengganggu pengendara yang berhenti di lampu lalu lintas serta pejalan kaki sehingga sering dilakukan razia oleh Dinas Sosial. Salah satu contohnya adalah kegiatan Razia yang sering dilakukan oleh Dinas Sosial Jakarta.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis Dinas Sosial Jakarta Timur setidaknya terjaring 5 sampai 6 orang per harinya. Landasan razia yang dilakukan oleh Dinas Sosial Jakarta Timur adalah Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 8 Tahun 2007.

Dinas Sosial mengkategorikan Cosplay Iron Man di jalanan sebagai Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial karena aksi yang dilakukan meminta-minta dan mengganggu ketertiban masyarakat. 

Tentunya fenomena Manusia Cosplay Iron Man menjadi sebuah profesi kacamata Kuda karena di waktu yang sama aksi Cosplay Iron Man bertujuan untuk menghibur para pengendara serta pejalan kaki, namun disisi lain dianggap sebagai pengganggu ketertiban masyarakat.

Oleh karena itu dibutuhkannya dukungan masyarakat serta upaya pemerintah dalam menyikapi fenomena keberadaan Cosplay Iron Man.

Maraknya masyarakat yang beralih profesi menjadi seniman jalanan tidak lepas dari efek domino Covid-19 sehingga perlu diadakan pemandirian sertap pelatihan usaha mikro yang tujuannya membuka lapangan pekerjaan bagi orang-orang yang terdampak ekonomi akibat pandemi Covid-19 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun