Mohon tunggu...
Nur AtmawanSeptiana
Nur AtmawanSeptiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hay, perkenalkan nama saya nur atmawan septiana

Hay, perkenalkan nama saya nur atmawan septiana, saya adalah mahasiswa semester 4 prodi gizi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tips Menjalankan Perkuliahan Menggunakan Metode Pembelajaran Daring di Masa Pandemi

24 Juni 2021   20:21 Diperbarui: 24 Juni 2021   20:32 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

TIPS MENJALANAKAN PERKULIAHAN MENGGUNKAN METODE PEMBELAJARAN DARING DIMASA PANDEMIC

Wabah Corona Virus Disease atau lebih dikenal dengan Covid-19 telah banyak merubah ruang gerak kegiatan manusia diseluruh dunia, lebih khusus lagi di Indonesia. Virus yang muncul pada akhir bulan desember pada tahun 2019, nyatanya tidak dapat terbendung hingga tahun 2021. Dari segala upaya seperti lockdown, larangan mudik, hingga vaksinasi telah diberlakukan oleh pemerintah, namun tidak satupun yang cukup mengatasi penularan virus yang semakin lama bermutasi dengan cepat. Hal itu juga disusul dengan kenyataan bahwa virus yang mematikan tersebut tidak tampak oleh kasat mata, sehingga mengakibatkan beberapa masyarakat memilih untuk kurang peduli dan tidak berhati-hati dalam melakukan setiap kegiatan keseharian.

Covid-19 yang tidak mereda juga sangat berdampak pada sistem pendidikan di Indonesia. Akibatnya, sekolah mulai menerapkan sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) dan sistem pembelajaran luar jaringan (luring) pada pertengahan maret 2020. Secara singkat, istilah daring merupakan terjemahan dari kata online yang berarti tersambung kedalam jaringan internet. Pembelajaran daring merupakan cara baru dalam belajar yang dilakukan menggunakan aplikasi maupun jejaring sosial secara langsung. Pada awal mula pandemi tahun 2020, pembelajaran daring dimulai dengan menggunakan platform yang telah biasa digunakan sehari-hari agar lebih memudahkan, seperti menggunakan aplikasi WhatsApp, Telegram, Google Classroom, dan juga Zoom. Kemudian setelah pembelajaran daring dilakukan, maka kegiatan belajar berubah menjadi luring yang berarti belajar pada luar jaringan. Pembelajaran luring dapat diartikan sebagai bentuk pembelajaran dengan menggunakan media lain seperti televisi, vidio belajar, dan buku bacaan di dalam rumah masing-masing. Pembelajaran luring juga dapat diartikan sebagai pembelajaran secara mandiri terhadap materi yang sudah diberikan secara daring.

Setelah mulainya diberlakukan sistem pembelajaran daring dan luring di Indonesia, maka beberapa kendala muncul dibeberapa tempat. Masalah tersebut terjadi disebabkan karena perubahan secara tiba-tiba terhadap cara belajar, kendala utama yang sering yaitu jaringan yang bermasalah, kemudian pemahaman materi belajar yang semakin sulit, dan juga meningkatnya beban Pekerjaan Rumah dan tugas yang tidak sebanding dengan materi yang disampaikan. Seiring dengan satu persatu masalah yang datang, maka pemerintah mulai mengambil tindakan dengan menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran daring dan luring yang dimana kemudian dilakukan secara saling bergantian. Hal tersebut dilakukan pemerintah agar para pelajar lebih leluasa bertanya pada para pengajar ketika pembelajaran tatap muka sedang berlangsung. Maka berdasarkan surat putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri pada bulan November ditahun yang sama, secara jelas menyampaikan bahwa di Masa Pandemi Corona virus Disease 2019 (Covid-19) pembelajaran mulai bulan Januari 2021 dapat diselenggarakan secara campuran yaitu pembelajaran tatap muka dan hybrid learning (daring dan luring). Meskipun demikian, harus tetap memprioritaskan kesehatan dan keselamatan warga dalam ruang lingkup pembelajaran. kemudian apabila akan diselenggarakan pembelajaran tatap muka, maka harus memenuhi ketentuan persiapan yang terdiri dari rekomendasi satuan tugas penanganan Covid-19 dan telah siap menerapkan protokol kesehatan sebagaimana ditetapkan pemerintah. Dalam pelaksanaannya, setiap kegiatan harus memenuhi tindakan pencegahan penyebaran Covid-19 dengan melakukan pengecekan suhu tubuh, menghindari kerumunan, menghindari terjadinya kontak jarak dekat, menyediakan tempat cuci tangan dan hand sanitizer, meggunakan masker medis sekali pakai sesuai standar kesehatan, dan terakhir yaitu menerapkan upaya saling peduli, saling menjaga dan saling melindungi.

Setelah keputusan pemerintah tersebut dikeluarkan, maka masalah kembali muncul yang datang dari orang tua pelajar. Para orang tua pelajar merasa bahwa lebih baik agar tidak diadakannya pertemuan tatap muka di masa pandemi, melihat dugaan bahwa semakin menigkatnya penyebaran Covid-19 di masyarakat sekitar. Setelah mempertimbangkan segala masukan maka terkait dengan hal tersebut pemerintah menggambil jalan tengah yaitu dengan memberikan kebebasan instansi pendidikan memutuskan untuk diadakannya pertemuan tatap muka dengan mempertimbangkan zona bahaya Covid-19 yang dikeluarkan pemerintah setempat. Zona bahaya Covid-19 sendiri ditujukan agar orang tua pelajar tidak khawatir dan dikemudian hari tidak saling menyalahkan antara pemerintah, sekolah, dan juga orang tua pelajar.  Segala hal dilakukan untuk memenuhi dan memperbaiki setiap alur pendidikan pada ruang lingkup pembelajaran bahkan selama pandemi berlangsung.

Para pendidik dan juga pemerintah pusat menyadari bahwa selama kegiatan pembelajaran ada tiga hal yang harus terpenuhi kepada pelajar, yaitu Input, Proses, serta Output. Alur Input terdiri dari tiga bagian yang harus terpenuhi, pertama, Row Input  yang berarti pelajar diharapkan mengalami perubahan tingkah laku setelah mengikuti proses pembelajaran. Kedua yaitu Instrumental Input yaitu terpenuhinya komponen yang dibutuhkan pelajar, seperti guru yang memiliki keilmuan memadai, materi lengkap yang digunakan dalam proses pembelajaran, media pembelajaran yang memuat informasi dan pengetahuan, dan pengelolaan lingkungan guna menciptakan suasana belajar yang nyaman. Dapat terlihat bahwa dalam alur Input pembelajaran terpenuhi  bahkan dengan pembelajaran secara daring dan juga luring.

Selanjutnya yaitu alur Proses, dimana alurnya terbagi dalam empat hal. Pertama yaitu Olah Hati (Spiritual and emotional development) yang terdiri dari melatih para pelajar agar jujur, tertib, bertanggung jawab, berani mengambil resiko, pantang menyerah, dan rela berkorban. Kemudian Olah Pikir (intellectual development), dalam hal ini melatih pelajar agar menjadi cerdas, kritis, kreatif, produktif, dan reflektif. Ketiga yaitu Olah Raga dan Kinestetik (Physical and kinestetic development) yaitu melatih hidup sehat, sportif, berdaya tahan, kooperatif, kompetitif, dan juga gigih. Terakhir adalah Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development) terdiri dari saling menghargai, gotong royong, ramah, hormat, dan cinta tanah air. Dari alur Proses tersebut maka terlihat bahwa dalam pembelajaran secara daring dan luring para pelajar kehilangan hampir setiap alurnya dan hanya memfokuskan pada mengembangkan Olah Pikirnya saja (intellectual development). Dengan demikian, jelas bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan selama masih adanya pandemi Covid-19 dibutuhkan upaya untuk memajukan kemauan belajar yang berkurang dengan proses belajar secara tatap muka. Dengan kata lain dalam proses perkembangan individu, pendidikan langsung akan menimbulkan pengaruh dinamis dalam perkembangan para pelajar, baik jasmani maupun rohani (pergerakan badan dan perasaan sosial). Secara tepat pendidikan akan menjadikan Proses sebagai praktik yang harus sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembelajaran seperti proses kecakapan sikap dan juga perilaku dalam mengembangkan pribadinya.

 Setelah terpenuhinya kedua hal yaitu Input dan Proses maka keduanya bertujuan untuk menghasilkan Output pembelajaran. Output dapat juga dikatakan sebagai hasil (results) yang akan tercapai akibat pemenuhan Input dan Proses. Secara dalam Output terbagi menjadi tiga bagian, pertama yaitu hasil pembelajaran dalam jangka pendek yaitu terpenuhinya Awareness (kesadaran),  Knowledge (pengetahuan),  Attitudes (sikap),  dan Skill (keterampilan). Selanjutnya hasil pembelajaran menengah yang terdiri dari segala bentuk pembelajaran yang menghasilkan aksi yang meliputi Good Behavior (Perilaku baik), Application (praktek) , dan Decision Making (Pengambilan keputusan). Serta terpenuhinya Output pembelajaran jangka panjang yang meliputi meningkatnya kondisi ekonomi, terbentuknya kondisi sosial yang harmonis, dan meningkatnya sektor budaya bernegara.

Pengaruh proses pembelajaran dalam jiwa seseorang merupakan pendorong kemampuannya untuk berkembang. Sedangkan pendorong utamanya adalah pengalaman yang terpendam pada diri masing-masing orang. Bagaimana pun baiknya rencana pembelajaran, hasil dan manfaat bagi pelajar tergantung kepada kesempatan yang sebaik-baiknya dalam memperoleh pembelajaran. Lebih dari itu, pendidikan akan selalu berkaitan dengan pola-pola tingkah laku kehidupan bermasyarakat. Tantangan utama dalam pembelajaran selama pandemi Covid-19 yaitu mengharuskannya setiap pengajar dan juga pelajar untuk berupaya meningkatkan kemampuannya dalam menghadapi situasi yang terus berubah. Menentukan secara jelas setiap tujuan dilakukannya pembelajaran agar tercapai segala harapan masing-masing di masa depan.

Kepustakaan

Anwar, Muhammad. 2017. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Kencana Press

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun