Mohon tunggu...
Nur Khasanah
Nur Khasanah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Stai Sunan Pandanaran

Belajar dari setiap pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peleburan Ayat-ayat Alquran sebagai Syariat Ataukah Tradisi?, "Aspirasi Keagamaan Islam Indonesia"

26 Juli 2019   07:15 Diperbarui: 27 Juli 2019   00:11 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maksud agama singkretik ini adalah agama asli orang-orang jawa yakni penganut agama animisme sebagai kepercayaan pada roh dan penguasa di luar dirinya. Artinya ada sebuah tindakan untuk mengeksistensikan bentuk penghambaan terhadap Tuhan (Allah swt). 

Sebab, menyembah dan mengabdi kepada Allah dalam nilai keshalehan tidak hanya dalam laku ibadah berupa shalat, puasa, dan haji saja akan tetapi tingkat keshalehan itu mencangkup dua unsur yaitu ritual dan sosial yakni amal shaleh sebagai mukmin yang bertakwa Ternyata impikasi dari kepentingan dalam mempertahankan identitas tradisi suku bangsa ini.

Menurut Abdul Chalik, Peringatan Rabo Wekasan dapat berafiliasi dengan pandangan Ahl al-Sunnah wa al-Jama'ah, selain dipraktikkan dalam kehidupan mereka, kini banyak pula dilakukan oleh kalangan pesantren dan tarekat. 

Melalui pesantren dan tarekat terutama yang Mu'tabarah al-Nahdiyyah, umumnya Rebo Wekasan dilaksanakan setiap tahun. Hal ini dengan jelas bahwa turun temurunya peringatan Rabo Wekasan dapat terorganisir dalam aspek sosial, ekonomi, bahkan polikit.

Selanjutnya, Rabo Wekasan menjadikan Islam Indonesia sebagai masyarakat esoteris. Masyarakat esoteris adalah Dimensi Tasawuf, yakni Islam lebih mementingkan harmoni antara Tuhan, manusia, dan alam. Sementara dimensi eksoterik atau fikih mementingkan aspek-aspek hukum dan bersifat lebih ketat. 

Praktik Islam esoteris inilah yang lebih dominan dalam masyarakat dalam memperingati Rabo Wekasan, Hal demikian terlihat bagaimana paktik Rabo Wekasan dilakukan dalam bentuk Shalat Sunnah, puasa, mandi, minum air azimat, istighasah, tahlil, dan i'tikaf di Mushala maupun di Masjid. 

Perayaan tersebut dipercaya dapat menolak musibah dan merupakan ekspresi rasa syukur kepada Tuhan karena telah memberikan kenikmatan berupa sumber air melimpah Demikian, membaca "Pribumisasi Islam" hendaknya tidak dari sudut pandang fikih, misalnya apakah secara fikih ini boleh atau tidak boleh. Tetapi memperhatikan pula aspek-aspek esoteris Islam dan simbol-simbol batin budaya Jawa.

Sudut pandang ini, menurut saya, lebih adil dan menerobos cangkang kekakuan fikih. Dalam jangka panjang, sudut pandang Islam esoteris dapat menjadi pilar bagi tumbuhnya toleransi, harmoni, dan menciptakan titik-titik temu peradaban. Keterangan ini memenuhi penjelasan Gus Dur bahwa interaksi intelektual antara Islam dan budaya-budaya tidak bisa bertentangn begitu saja, sebab hal demikian akan melahirkan khazanah Islam yang lebih berwawasan. 

Jadi peringatan Rabo Wakasan ini merupakan aspirasi masyarakat untuk meningkatkan amal ibada dan rasa sukur dalam hal Ubudiyah. Sedang, memahami konsep pribumisasi pemikiran Gus Dur, penulis menemukan bahwa letak RKS ini menjadi ekspresi keagamaan Islam Indonesia dalam dua unsur yaitu sebagai agama singkritis dan mencerminkan masyarakat bersifat esatoris.

Dari segi singkritis, RKS jelas mengalami perubahan dari masa-kemasa melalui sosio historis di zaman Walisongo. Kemudian RKS sebagai masyarakat esatoris yakni dari varian bentuk RKS meperlihatkan bagaimana paham kelompok Islam salah satunya berdimensi Tasawuf, Islam lebih mementingkan harmoni antara Tuhan, manusia, dan alam. Singkatnya, bahwa Rabo Wekasan dapat dipahami perkembangannya dalam askpek budaya, politik, ekonomi. 

Sebagaimana dijelaskan diatas, dengan pemikiran Abdurrahman Wahid terhadap konsep pribumisasi,  kita dapat melihat antara Islam dan budaya keduanya sama-sama memiliki nilai akulturasi integritas peradaban Islam di Indonesia sebagai muslim yang berwawasan tinggi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun