Mohon tunggu...
KKN Kolaboratif 199
KKN Kolaboratif 199 Mohon Tunggu... Mahasiswa - KKN Kolaboratif 199 Desa Karang Paiton Kecamatan Ledokombo Jember

Mahasiswa KKN Kolaboratif Kelompok 199 Desa Karang Paiton Kecamatan Ledokombo Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingkatkan Pemasaran, Mahasiswa KKN Kolaboratif 2022 Mengunjungi Pabrik Kerupuk Petulo di Desa Karang Paiton Kecamatan Ledokombo

9 Agustus 2022   12:05 Diperbarui: 9 Agustus 2022   14:35 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kecamatan Ledokombo memiliki beberapa desa, satu diantaranya yaitu Desa Karang Paiton. Desa ini memiliki penduduk sekitar 2.506 jiwa. Mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani dan pekebun. Selain dua pekerjaan tersebut, terdapat juga pekerjaan lain contohnya wirausaha seperti yang dijalani oleh ibu Yongki, penghasil kerupuk petulo.


Kerupuk petulo termasuk dalam makanan tradisional yang biasanya makanan tersebut akan tersedia pada momen tertentu seperti acara pernikahan, lebaran, selamatan, maupun acara adat lainnya. Kerupuk petulo dibuat dengan bahan utama yang terdiri dari tepung beras, garam, bawang putih, penyedap rasa, serta pewarna makanan.


Kerupuk petulo ibu Yongki sendiri berdiri sekitar tahun 2021 lalu serta sudah mempunyai empat karyawan. Setiap hari, ibu Yongki mampu memproduksi hingga 30 kilogram kerupuk petulo. Akan tetapi, kini produksi kerupuk petulo diberhentikan sementara sejak bulan lalu. Ini dikarenakan kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki.


Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
"Sejak bulan lalu, saya sudah tidak produksi kerupuk lagi, soalnya itu orang yang mengedarkan sudah meninggal. Teledornya saya, sebelum meninggal itu, saya tidak sempat tanya kerupuknya dijual di mana saja," tutur ibu Yongki dalam wawancara dengan anggota kelompok 199, Jumat (29/7/2022).


Hambatan lain juga muncul dari segi pengemasannya. Ibu Yongki hanya membungkus kerupuk petulo dengan plastik tipis tanpa dibubuhi label. Oleh karena itu, belum banyak orang mengetahui kerupuk petulo ibu Yongki.


"Ini Nak, plastiknya tipis jadi rawan robek waktu di pengiriman, terus labelnya juga tidak ada," ungkapnya.
Kerupuk petulo ibu Yongki dikemas dengan berat 500 gram per-bungkus yang dijual seharga Rp 12.000. Ibu Yongki memiliki harapan bahwa dengan hadirnya mahasiswa KKN kelompok 199 di Desa Karang Paiton dapat mengurangi permasalahan yang muncul.


"Saya hanya berharap semoga dapat membantu mengembalikan modal walaupun hanya sedikit, Nak. Supaya produksi saya dapat berjalan lagi," pungkasnya.


Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kolaboratif 2022 kelompok 199 berkontribusi dalam membantu pemasaran kerupuk petulo ibu Yongki. Dengan adanya berita ini, diharapkan kerupuk petulo ibu Yongki lebih dikenal oleh masyarakat luas serta mampu mengembalikan keadaan seperti sediakala.


Apabila ingin memesan kerupuk petulo ibu Yongki, bisa menghubungi nomor 081387381329.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun