Mohon tunggu...
Nur HalimatusSakdiyah
Nur HalimatusSakdiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa uin suka

kaum intelegensia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masa Pandemi Covid-19 Resolusi NDP HMI Menghadapi Konflik Keagamaan di Indonesia

13 Maret 2021   06:16 Diperbarui: 13 Maret 2021   06:19 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menjadi manusia yang merdeka bukan berarti bertindak semaunya atau tidak ada batasannya karna jika tak terbatas itu berarti hawa nafsu, yang seharusnya di hindari. Kader HMI diajarkan untuk menjadi insan kamil (manusia sempurna), yang dijabarkan bahwa insan kamil ini adalah manusia yang mencari kebaikan, keindahan, dan kebenaran. Dia menyerap segala sesuatu yang baru dan berharga sesuai dengan perkembangan kemanusiaan. Dan menyatakan dalam hidup berperadaban dan berkebudayaan. Dia adalah aktif, kreatif, dan kaya akan kebijaksanaan (wisdom-hikmah). Dia berpengetahuan luas, berpikir bebas, berpandangan lapang dan terbuka, bersedia mengikuti kebenaran, dari manapun datangnya. Dia adalah manusia toleransi dalam arti kata yang benar, penahan amarah, dan pemaaf. Keutamaan itu merupakan kekayaan kemanusiaan yang menjadi milik daripada pribadi-pribadi yang senantiasa berkembang dan selamanya tumbuh kea rah yang lebih baik.[5]

Itulah ajaran kader HMI yang tentunya perlu ditekankan, slogan Iman, Ilmu, Amal tak hanya menjadi sebuah pencitraan. Jika satu dari seribu umat mereaktualisasi NDP dalam kehidupan sehari-hari, maka kecintaan manusia terhadap kebenaran secara mutlak yaitu Tuhan yang maha Esa mampu mengubah pola hubungan dalam negara Indonesia. Karena sejatinya negara dan pemerintahan Indonesia hanya wadah untuk mengelola Tindakan keadilan manusia.

Tujuan bangsa adalah mewujudkan maslahat umum(dalam pandangan kenegaraan pandangan salaf ) suatu konsep tentang kebaikan yang meliputi seluruh warga tanpa kecuali. Dari sudut pandang itu, negara bangsa berbeda dengan negara kerajaan yang tidak terbentuk berdasarkan kontrak sosial dan transaksi terbuka, tetapi karena peloporan seorang tokoh yang kuat dan dominan. Karena itu, negara kerajaan berdiri dengan kejayaan seorang raja dan dinastinya. Sedangkan negara bangsa berdasarkan dengan kontrak sosial dalam pembentukkannya, bukan negara dinasti. Dalam negara bangsa, semua kebijakan pemerintah harus dibuat dengan sepenuhnya tunduk kepada maslahat umum.[6]

Demikian teori doktrin perjuangan HMI yang mana tentunya bagian dari perjuangan dalam menggapai tujuan HMI. Bahkan tujaun tersebut akan mampu mencetak masyarakat yang berilmu pengetahuan dan mencerdaskan sehingga apabila terdapat kesenjangan sosial, konflik keberagaman umat dan bangsa, tentang masalah keagamaan, akan cepat terselesaikan. Dan tujuan tersebut bisa dijadikan pedoman saat nanti sudah masuk dalam ranah kemasyarakatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun