Mohon tunggu...
Nur Pahdilah
Nur Pahdilah Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa FISIP UHAMKA

Terus belajar dan menjadikan ilmu sebagai penuntun masa depan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pementasan Tari Kecak yang Tetap Mempertahankan Eksistensi di Masa Pandemi

20 Januari 2022   23:50 Diperbarui: 21 Januari 2022   00:31 984
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di masa pandemi saat ini, menyebabkan banyaknya aktivitas yang terhenti. Dampak yang dihasilkan sangat merugikan bagi banyak masyarakat. Perekonomian masyarakat pun menurun, hal ini bahkan berdampak pada acara pementasan seni yang biasa dihadirkan tetapi harus terhenti karena pandemi yang berkelanjutan. 

Sangat disayangkan, bahwa banyak penggemar pertunjukkan seni yang harus menahan kerinduan untuk menunggu pementasan seni yang akan kembali dibuka saat pandemi telah mereda.
Seperti pada pementasan Tari Kecak yang biasa diselenggarakan di Uluwatu Bali harus terhenti dikarenakan kondisi pandemi yang masih naik turun dalam status keamanannya. 

Pementasan Tari Kecak yang menjadi ciri khas Bali ini selalu ramai didatangi oleh banyak pengunjung wisatawan, baik penggunjung domestik maupun dari mancanegara. 

Hanya saja, apabila kondisi sudah kembali new normal, maka akan ada beberapa hal yang berbeda dari tari kolosal ini, yaitu pengunjung harus diwajibkan menggunakan masker sebagai protokol yang harus dijalankan, serta pada jumlah penonton akan lebih sedikit dikarenakan harus mulai menjaga jarak. 

Sorakan riuh yang memberikan antusias bagi pertunjukkan juga menjadi berkurang, dikarenakan isi penonton yang harus dibatasi. Apakah pertunjukkan tari seni tetap berjalan?.

Agar tetap terselenggaranya pementasan seni Tari Kecak ini, sektor pariwisata mendukung dengan tetap menetapkan protokol kesehatan yang akan melancarkan proses pertunjukkan yang berlangsung. 

Kembali dibukanya pertunjukkan ini saat new normal merupakan sebagai bentuk yang strategis untuk mengangkat kembali perekonomian Kabupaten Badung, sebagai Bupati Badung Giri Prasta menyatakan “Untuk itu Kabupaten Badung berkomitmen sungguh-sungguh dalam penerapan protokol kesehatan di berbagai sektor untuk menjamin kesehatan seluruh warga masyarakat”.

Pementasan Tari Kecak merupakan  tarian yang sudah  melekat dalam tarian khas pulau Bali. Tari Kecak ini memiliki keistimewaan dibandingkan tari lainnya di daerah Bali, penari yang berjumlah banyak dengan rata-rata pengiring tari sebanyak 50 orang, hingga 150  orang dan belum termasuk penari utama merupakan hal yang hanya terdapat pada Tari Kecak. Lebih uniknya, di  sepanjang pertunjukkan tari akan terdengar suara Cak, Cak,Cak diiringii dengan menggerakan tangan dan kaki mereka. Suara Cak,Cak,Cak tersebut memberikan alunan yang indah tanpa menggunakan alat musik tradisional. 

Irama murni dari suara rendah dan tinggi para penari menciptakan lantunan alami di sepanjang pementasan.  Tari khas Bali ini juga masih tetap mempertahankan jati dirinya hingga saat ini. Meskipun pada zaman milenial  saat ini, pementasan tari tradisional tetap bertahan, serta dilestarikan dengan baik. Tidak perlu khawatir bahwa tarian-tarian tradisional akan tetap bertahan apabila selalu dijaga keseniannya.

Pada cerita yang ditampilkan pada pementasan Tari Kecak adalah “Ramayana”,  yang  memerankan tokoh-tokoh terkenal seperti Rama pemuda tampan yang baik hati, Dewi Sita yang merupakan wanita cantik yang berhati suci, Hanoman si manusia kera, serta Rahwana yaitu raksasa berwatak jahat.

 Tari Kecak merupakan sebuah pertunjukkan drama tari yang bersifat untuk menghibur, bukan sebagai upacara keagamaan di pura, dan merupakan tarian yang bukan merupakan tarian sakral. Akan tetapi, dalam setiap pementasan tari akan diadakan proses persembayangan yang dipimpin oleh seorang pemangku untuk melancarkan acara pertunjukkan serta keselamatan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun