Mohon tunggu...
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Keep learning and never give up

pembelajar sejati

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Metromini .... Metromini Lagi (Kopaja Sebenarnya juga Parah )

18 Desember 2015   19:13 Diperbarui: 19 Desember 2015   07:26 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi Metromini yang sedang mencari penumpang (doc: nasional.republika.co.id)"][/caption]Saya sedih dan prihatin dengan jenis angkutan umum bus ini. Sebenarnya tidak hanya Metromini, Kopaja juga. Dua-duanya sering kurang ajar dalam berkendaraan dan membawa penumpang di jalan. Saya sebagai salah satu penumpangnya sering sebel dengan ulah para supir dan kernetnya. Tapi karena butuh, apa boleh buat, saya masih tetap memakainya ketika saya bepergian. Hal ini disebabkan karena tidak ada pilihan lain kendaraan umum yang bisa saya pakai. Kecuali taxi yang biayanya lebih mahal atau ojek yang benar-benar saya coba hindari karena trauma.

Sementara busway (TransJakarta= TJ) tidak ada route atau trayek ke tempat yang saya tuju. Pakai Communter Line (CL) Jabodetabek tidak bisa, karena bukan routenya. Mau bagaimana lagi? Satu-satunya kendaraan umum yang lewat, yaa Metromini atau Kopaja. Kalau sudah begitu, tidak ada cara lain yang bisa saya pakai, bukan?

Memang dari rumah saya mesti naik angkot dulu untuk bisa naik Metromini, Kopaja, Busway (TJ) dan Commuter Line (CL). Tapi kalau tidak ada Metromini dan Kopaja, banyak tujuan yang tidak bisa saya capai, kecuali saya perlu keliling Jakarta, eh kemana-mana dulu baru bisa sampai. Yeah, mending tidak usah pergi kalau tidak perlu banget.  Sayang sekali waktunya.  Bisa-bisa saya tua di jalan, hahahhaha.

Katakanlah saya mau ke Blok M dari arah Pasar Minggu. Pilihan paling praktis yaa, Metromini atau Kopaja. Kalau saya pakai busway bisa saja, tapi khan saya harus putar-putar kemana dulu. Malah waktu yang dipakai bisa lebih banyak dan ujung-ujungnya buang-buang waktu. Siapa sih yang mau?

Dari permasalahan ini, saya memang sedih kalau Metromini dan Kopaja dihapus. Tapi dengan ditingkatkan kualitas bus dan jasanya memang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Ini semua untuk mengembalikan kepercayaan kepada penumpang, agar mereka merasa nyaman dan aman selama dalam perjalanan. Tidak jantungan atau bertaruh nyawa dengan memilih dua jenis transportasi itu.

Masih ingat khan kasus Metromini yang sengaja menerobos palang pintu kereta api? Akibat dari supir yang ugal-ugalan ini 18 penumpang meninggal dunia termasuk supir dan kernetnya. Ada lagi Metromini yang menabrak seorang ibu dan anaknya sedang menyebrang? Kejadian ini berakibat pada anaknya yang juga meninggal. Ah masih banyak lagi kasus kalau mau dipetani satu-satu untuk kedua jenis angkutan ini. 

[caption caption="Ilustrasi Kopaja yang sedang narik penumpang di jalan (doc: news.liputan6.com)"]

[/caption]

Itu sebabnya Gubernur DKI Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) pun marah-marah dan berniat untuk mengandangkan. Bagi saya kemarahan pak Ahok itu wajar, karena sudah berkali-kali dan rasanya tidak ada perbaikan kualitas yang berarti. Terasa sekali, baik  pemilik dan supir Metromini hanya mengejar untung, tapi keselamatan penumpang seperti dinomorduakan atau malah dianaktirikan.

Saya sendiri sungguh sedih dan miris melihatnya. Tapi saya butuh sekali dengan dua kendaraan bus ini. Kalau dilihat dari servis dan caranya mereka (supir dan kernet) menjalankan bisnisnya, dua kendaraan umum ini memang parah banget.

Pemiliknya sih seneng-seneng saja bisa meyewakan busnya dan terima setoran tiap hari. Tapi yang menjadi korban seringnya adalah penumpang, karena ulah para supir, kernet maupun pemiliknya ini. Kenapa bisa begitu?

Ya iyalah pemilik jelas pingin mendapatkan uang dari bus yang disewakan. Namun seringnya bus-bus sudah rombengan yang disewakan. Muflernya kadang juga sudah soak, yang membuat telinga seakan menjadi tuli mendadak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun