Mohon tunggu...
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Keep learning and never give up

pembelajar sejati

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Adakah Misteri dari Hilangnya Kompasianers Lama?

28 Juli 2020   12:50 Diperbarui: 29 Juli 2020   05:00 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Kompasiana Beyond Blogging (doc:kompasiana.com)

Sebenarnya saya tidak kompeten untuk menjawab pertanyaan dari Bang Chokky alias Reinhard Hutabarat dalam tulisannya yang berjudul Misteri Hilangnya Kompasianer Lama, karena itu hak mereka. Makanya saya sih santai saja. Membuat komentar pun saya ngakak, dalam arti apa urusan saya mengorek mereka lebih dalam. Apalagi saya sekarang merubah orientasi dari yang dulunya suka kepoin setiap ada masalah menjadi Emangnya Gue Pikirin (EGP). Dengan bahasa yang lebih keren Focus on Yourself, Not Others.

Jadi saya berusaha puasa gosip. Namun dari banyak Kompasianers yang saya kenal baik, ada beberapa teman yang sudah meninggal. Lainnya kami sering ketemu dan komen sana sini lewat media sosial lain, seperti Facebook, Twitter maupun Instagram. Mereka ramai sekali disana dengan membawa bendera (brand) nya sendiri-sendiri. Sungguh mereka sangat aktif dengan berbagai karyanya. Saya kadang iri juga dengan mereka yang bisa leluasa kesana kemari dengan brand yang diusungnya. Sayangnya kesibukan saya menghalangi untuk bisa ikut. Jadi sebenarnya mereka tetap berkibar dan tidak hilang, hanya merubah penampilan atau ganti baju saja. 

Sekarang saya sendiri yang puasa dari media sosial tersebut diatas sejak pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) itu. Saya ingin menyepi dari hiruk pikuk yang ada. Sebaliknya saya ingin merenung (kontemplasi) dan menyiapkan diri untuk menghadapi New Normal. Cielah. Maunya penampilan saya yang baru berbeda dengan yang lama. Jadi ada perubahan atau perbaikan terhadap diri menjadi lebih baik. Self Improvement lah ceritanya. Masak tetap sama dunia saja berubah. Dan salah satunya, saya ingin kembali belajar menulis ini biar tidak gagap dan gaptek lagi.

Apalagi waktu yang tersedia terbatas hanya 24 jam, mau tidak mau kita pasang skala prioritas. Itu mungkin sebabnya mereka menghilang. Mana yang lebih penting, urgent, memberikan kepuasan dan kebahagiaan tentu harus lebih didahulukan. Sama seperti saya, ketika saya sibuk jangan harap bisa menulis di Kompasiana, buka websitenya tidak pernah. Baru kali ini saya punya sedikit waktu longgar, jadi pingin balik. Eh pingin belajar menulis lagi dink. Saya merasa belum lulus dalam dunia tulis menulis. Bahkan sering merasa gagap dan blank ketika menulis. Maunya bisa menulis setiap hari, eh sampai sekarang belum juga terwujud.

Bayangkan kalau saya ikut kursus menulis di luar sana, tentu saya harus bayar. Mahal lagi. Ujung-ujungnya sama, saya harus banyak latihan untuk bisa menulis dengan lancar. Kuncinya memang disitu, take actions nya, yaa dengan menulis. Saya mau belajar menulis, maka latihannya yaa dengan banyak menulis. Mending langsung praktek saja menulis di Kompasiana, saya bisa bebas menulis apa yang saya inginkan. Tinggal bagaimana saya  berusaha mewujudkan keinginannya.

Itulah tujuan utama saya, kembali menulis di Kompasiana. Mau dibaca atau tidak, saya sih bodo amat. Yang penting saya terus berusaha, belajar menulis dan bermain dengan kata. Mumpung masih ada kesempatan. Syukur apa yang saya tulis bisa bermanfaat bagi orang lain. Jadi setali tiga uang. 

Siapa tahu saya bisa jalan-jalan ke berbagai negara, bisa cerita lebih banyak lagi. Seperti ibu Roselina Tjiptadinata yang menulis kisah perjalannya ke berbagai benua. Sssstttt, saya pingin ke New York untuk menjenguk anak saya yang tinggal disana sekalian jalan-jalan. Makanya kalau saya sudah lulus belajar menulisnya, khan bisa cerita banyak nanti, hehhehe.

Kesukaan anak saya ketika masih kecil. Ini yang sekarang tinggal di New York, AS (docpri)
Kesukaan anak saya ketika masih kecil. Ini yang sekarang tinggal di New York, AS (docpri)
Jadi buat saya ketrampilan menulis itu perlu dipupuk dan diasah biar tajam. Saya yang tidak punya bakat dalam dunia tulis menulis, yaa harus mau jungkir balik dan berusaha sekuat tenaga. Ternyata menulis itu tidak mudah. Perlu latihan dan jam terbang yang banyak atau tinggi. Lain kalau saya punya bakat menulis, aih! jerih payahnya tidak perlu berlebih. Modal semangat saja, tulisan bisa cepet kelar. Buat saya semangat saja tidak cukup, harus diimbangi dengan kerja keras yang terus menerus.

Kembali ke topik penulisan atau cerita tentang Kompasianer Lama, kita doakan Yuk, semoga mereka baik-baik saja. Sukses dengan semua usaha yang ditekuninya. Silakan datang kalau merasa sudah kangen. Salam dari saya yang masih berjibaku dan setia belajar dengan kata-kata. Keep moving and never give up!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun