Doa pun tidak henti-hentinya saya panjatkan dengan berharap perjalanan yang kedua ini lancar sampai tujuan. Karena pesawatnya lain, route perjalanan pun berubah. Dari yang semua singgah di Beijing karena pakai pesawat Air China berganti singgah di Manila karena mengunakan pesawat Philippines Air.Â
Terhitung lama perjalanan dia ke negeri Paman Sam hampir 36 jam, karena harus transit di berbagai negara dari Singapore, Manila, Vancouver (Canada) dan di John F Kennedy, New York. Saya yang menunggu di Indonesia tidur pun tidak begitu nyenyak, karena pingin tahu bagaimana perkembangannya.
Beruntung dia tidak gaptek dengan teknologi, di setiap transit dia bisa menelpon saya dengan wifi yang berada di airport. Jadi dia pun bisa menelpon dengan leluasa, tanpa harus membayar paketan atau roaming buat telpon internasional.Â
Kini anak saya sudah sampai tujuan yang diinginkan, setelah menempuh perjalanan sekitar 36 jam. Â Sayangnya sampai di JFK airport jam 1:00 pagi buta. Sambil menunggu temannya yang mau menjemput, dia sempatkan buat jalan-jalan di Manhattan di pagi buta. Padahal sudah saya pesan, hati-hati pagi buta ada di jalanan.
Dengan semangat yang menyala, akhirnya semua ketakutan dan halangan yang ada, tidak dihiraukannya. Dia bilang ramai orang di jalan-jalan. Tentu ramainya pagi buta dengan siang hari lain.Â
Saya tahu kehidupan disana tidaklah mudah, karena dia harus berjuang sendiri. Namun karena bahasa tidak menjadi halangan baginya, saya yakin adanya kemauan yang kuat akan mengantarkannya mencapai semua yang diinginkan dan dicita-citakannya.
Saya tantang dia "Jangan pulang sebelum berhasil. Berusahalah dengan sekuat tenaga. Tetap berpeganglah pada tali Allah, karena kepada Nya kita semua berharap."
Good Luck, Sayang and Enjoy the processÂ