Mohon tunggu...
Nunung Nuraida
Nunung Nuraida Mohon Tunggu... profesional -

teacher, English, novel, x-files, Rayhan \r\n\r\nhttp://nunungnuraida.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Anak Tiri Mal dan Pusat Perbelanjaan

15 Juni 2012   14:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:57 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1339769756810723382

Sebagai negara dengan umat muslim terbesar di dunia, tentunya negara, pemerintah dan masyarakat harus paham fasilitas apa saja yang bisa mengakomodir praktek ibadah bagi para muslimin dan muslimat di Indonesia. Ibadah rutin yang wajib dilaksankan oleh umat muslim adalah sholat lima waktu. Dimanapun, kapan pun, dan dalam kondisi apapun, sholat lima waktu tidak bisa ditinggalkan. Namun, bukan berarti Islam mempersulit ibadah umatnya. Jika kita dalam perjalanan jauh, ada aturan-aturan khusus yang bisa dilakukan untuk mempermudah ibadah para musafir, seperti sholat jama dan qashar.

Lalu bagaimana ketika kita harus berbelanja di mal atau pusat perbelanjaan lainnya? Pastinya banyak aktifitas keseharian masyarakat yang terjadi di mal dan pusat perbelanjaan karena disanalah praktek jual beli banyak terjadi. Nah, karena banyak orang yang ada di satu mal, maka pihak pengelola mal pun harus menyediakan rumah ibadah, jika tidak bisa masjid, ya minimal musholla sehingga mampu mengakomodir kebutuhan ibadah para pelanggan mereka walaupun mereka sedang tidak di rumah.

Pengalaman berkeliling ke mal dan pusat perbelanjaan pastinya sudah banyak dialami oleh masyarakat kita. Termasuk saya, dari hampir sekian banyak mal dan pusat perbelanjaan yang saya datangi, saya baru menemukan musholla yang layak di Mal Pondok Indah 2 Jakarta dan masjid yang cukup representatif di Giant Bekasi, Pasar Tanah Abang Blok A, dan Sentra Grosir Cikarang. Di Mal Pondok Indah 2, musholla nya tersedia di setiap lantai bangunan, dan kondisinya pun sangat bersih dan bagus layaknya di hotel-hotel. Sementara di Giant Bekasi, Tanah Abang, dan SGC, masjid nya bisa dibilang bagus dan nyaman untuk kekhusyukan sholat para muslimin dan muslimat yang bertandang ke sana.

Bagaimana dengan yang lain? Yap, sangat menyedihkan! Kondisi musholla di mal dan pusat perbelanjaan lainnya layaknya anak tiri yang disisihkan dari keindahan keluarga besarnya. Jika tidak di basement atau dekat dengan lahan parkir kendaraan, maka musholla akan ditempatkan di lantai paling atas (dan biasanya dekat dengan parkir juga). Yang pasti, tidak ada pendingin ruangan, panas, sempit dan tidak memadai untuk menampung sholatnya para pengunjung mal. Apalagi jika bulan ramadhan tiba. Gak kebayang bagaimana antrinya musholla di mal dan pusat perbelanjaan.

[caption id="attachment_182742" align="aligncenter" width="300" caption="musholla di pusat belanja"][/caption]

Apakah karena musholla tidak menghasilkan keuntungan bagi pengelola mal sehingga mereka tidak menyediakan tempat yang layak untuknya? Padahal, pengunjung mal terbanyak tentunya adalah umat muslim sehingga keuntungan terbesar pun pastinya diperoleh dari umat muslim pula. Mengapa pula mereka tidak menyediakan fasilitas ibadah yang lebih layak bagi para konsumen tersebut? Tentunya menyediakan sebidang ruang untuk musholla tidaklah merugikan pihak pengelol mal dibandingkan dengan omset yang mereka dapat dari kunjungan para pembeli.

Yang pasti kondisi musholla yang ada di mal dan pusat perbelanjaan sangatlah kurang pantas seolah-olah musholla hanya layak diletakkan di basement parkiran atau lantai teratas parkiran dengan tanpa pendingin, ruang yang sempit dan sumpek, tak ada pemisahan untuk pria dan wanita, dan kebersihan perlengkapan sholat seperti mukena dan sajadah yang sepertinya tidak pernah dicuci dan dibersihkan.

Harapan kami tentunya, pihak pengelola mal dan pusat perbelanjaan bisa menata ulang keberadaan fasilitas umum musholla atau masjid ini sehingga mereka mendapatkan tempat yang lebih layak untuk menunjang praktek ibadah para pengunjungnya.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun