Mohon tunggu...
Nunung Rahayu
Nunung Rahayu Mohon Tunggu... Penulis - Penulis...pembelajar

Wanita penyuka puisi....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kembali Memahami Masa Kanak-kanak Itu...

7 September 2018   13:54 Diperbarui: 9 September 2018   06:44 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Masa kanak-kanak adalah kesempatan emas untuk mengembangkan berbagai kemampuan baik motorik maupun sosial.  Kemampuan ini sangat menentukan karakteristik mereka di masa depan. Peran orang tua sangat berpengaruh dalam mengembangkannya. 

Dalam mendidik mereka tidak melulu harus memberikan sesuatu yang mahal. Seperti gadget dan alat serupa, atau membawa  ke taman bermain yang harus mengeluarkan biaya besar. Apalagi menyediakan mainan yang canggih di rumah. Semua dengan alasan agar anak tidak ketinggalan zaman. 

Seperti yang terjadi sekarang, mayoritas orangtua lebih senang anak tinggal di rumah. Memanjakan mereka dengan berbagai mainan dan gadget. Mayoritas malah membanggakan diri jika anaknya pandai bermain gadget atau game terbaru. Mereka tidak pernah berpikir bahwa hal ini telah membentuk pribadi anak yang individualis . Selain itu, anak tidak mampu mengembangkan bakat dan kemampuan yang mereka miliki. 

Sebagian orang tua menekan anak untuk selalu rapi dan melarang untuk melakukan banyak hal. Selalu berkata 'jangan', membentak atau menghukum mereka dengan hukuman yang tidak sesuai. Namun, ketika mereka marah, menghukum dan melarang anak, tidak pernah memberikan penjelasan yang konkret kepada anak. Sehingga mereka tumbuh menjadi jiwa yang penakut, pengecut, bahkan pembangkang. 

Di sisi lain, banyak orang tua yang melarang anak untuk bermain bersama teman dengan alasan yang tidak masuk akal. Tak jarang orang tua yang tidak suka bila anaknya bermain hingga tubuh dan bajunya kotor. Mereka sering mengatakan kepada anak semua itu membawa kuman, penyakit, dan menjijikan. Apalagi bila anak bermain tanah, sepeda, layang-layang dan permainan sejenis yang umumnya dilakukan di luar rumah.

Yang sekarang kita jumpai adalah orang tua dengan latar belakang pendidikan tinggi.  Seharusnya mereka lebih mengerti bagaimana mengajari dan memperhatikan tumbuh kembang anak. Sayang, mereka lebih senang anak tinggal di rumah dan tampil bersih sehingga terkesan pintar.

Padahal dunia anak adalah dunia bermain. Sudah seharusnya mereka tidak dibatasi dengan aturan ini dan itu. Biarkanlah mereka bermain menikmati masa kecil. Dengan ini mereka bisa mengembangkan imajinasi dan bakat yang dimiliki .

Bila mereka bermain sampai kotor, tidak usah marah dan mengucap kata yang membuat takut. Cukup tanya dengan senyum dan bahasa lembut tapi tegas. Lalu ajaklah mereka membersihkan diri. Bukankah berani kotor itu baik.

Biarkanlah mereka bermain bersama teman, bermain apa pun asal tidak bahaya. Seperti lompat tali, petak umpet, memasak dan lain sebagainya. Ajarkan pada mereka rasa menghargai dan tanggung jawab. Seperti setelah bermain mereka harus membersihkan dan merapikan kembali. Meski masih terkesan berantakan, pujilah usaha mereka. Hal ini bisa meningkatkan sikap tanggung jawab dan menghargai orang kain.

Jadi, bebaskan anak menikmati masa kecil. Biarkan mereka mengasah kemampuan dan bakatnya. Interaksi dengan lingkungan dan teman akan membentuk karakter yang sangat berguna di masa depan. Jangan rampas dunia anak dengan berbagai peraturan, batasan dan berbagai barang modern yang malah membuat mereka bersikap individualis.

Hong Kong, 7 September 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun