Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Parenting Islami di Era Digital: Mendidik Anak dalam Badai Gadget

16 Juni 2025   04:00 Diperbarui: 15 Juni 2025   19:15 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menemani anak membaca (Sumber: freepik)

Di tengah derasnya arus teknologi, para orang tua Muslim kini dihadapkan pada tantangan baru: bagaimana mendidik anak agar tetap berakhlak, beriman, dan berilmu di era digital yang penuh distraksi. 

Gawai bukan lagi barang mewah, tetapi sudah menjadi bagian dari keseharian anak-anak sejak usia dini. Lantas, bagaimana menerapkan nilai-nilai Islam dalam pola asuh yang sesuai zaman, tanpa kehilangan esensi fitrah dan adab?

Zaman yang Berubah, Tantangan yang Berbeda

Dalam beberapa dekade terakhir, dunia parenting telah mengalami pergeseran drastis. Jika dulu anak-anak tumbuh dengan bermain di halaman rumah dan mendengar dongeng dari orang tua, kini dunia mereka dibingkai layar; telepon genggam, tablet, dan televisi. 

Dampaknya, banyak anak-anak kehilangan interaksi sosial dan spiritual yang hangat, termasuk momen-momen spiritual bersama orang tua.

Islam sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin memberikan pedoman lengkap dalam mendidik anak, termasuk di era modern. Sayangnya, tak sedikit orang tua yang merasa kewalahan menghadapi anak yang sudah sangat terikat dengan gadget, dan akhirnya memilih diam atau menyerah.

Antara Cahaya Ilmu dan Bayang-Bayang Kecanduan

Tak bisa dipungkiri, teknologi juga membawa banyak manfaat: anak bisa mengakses video hafalan Al-Qur’an, belajar shalat, bahkan menonton kisah para nabi dalam bentuk animasi. 

Namun, di sisi lain, gawai juga membuka pintu lebar-lebar pada konten yang tidak sesuai usia, menurunkan empati sosial, dan menyebabkan kecanduan digital.

Data dari sejumlah survei menunjukkan bahwa anak-anak Indonesia menghabiskan rata-rata 4–6 jam sehari menatap layar, jauh melampaui batas ideal yang direkomendasikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun