Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pancasila: Diperingati, Tapi Tak Diamalkan?

1 Juni 2025   16:00 Diperbarui: 1 Juni 2025   14:10 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1 Juni Hari Lahir Pancasila (Sumber: Freepik)

Setiap tanggal 1 Juni, wacana tentang Pancasila kembali menggema. Spanduk dipasang, upacara digelar, pidato bertebaran.

Namun, di balik kemeriahan seremoni, muncul pertanyaan yang tak nyaman tapi penting: apakah Pancasila benar-benar kita amalkan, atau sekadar kita peringati? 

Di tengah maraknya ujaran kebencian, intoleransi, dan polarisasi sosial di ruang digital maupun nyata, Pancasila seolah kehilangan tempatnya; bukan karena tak relevan, tetapi karena tak dihayati dan diamalkan. 

Maka, sudah saatnya kita bertanya lebih dalam: apa arti peringatan Hari Lahir Pancasila jika nilainya tak mewarnai perilaku sehari-hari?

Pancasila: Bukan Sekadar Teks atau Upacara

Pancasila lahir dari rahim sejarah yang berdarah dan penuh pergulatan. Ia bukan sekadar lima sila dalam teks pembukaan UUD 1945, melainkan kristalisasi nilai luhur bangsa: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan. 

Bung Karno merumuskan Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa yang majemuk; bukan untuk dihafalkan saat lomba pidato semata, tapi untuk dijadikan panduan hidup berbangsa.

Namun kini, nilai-nilai itu kerap hanya terdengar dalam pidato resmi, bukan dalam pergaulan sosial. Ia tampil megah di mimbar, tapi sunyi dalam laku. Bahkan tak jarang, justru dilanggar oleh mereka yang paling lantang menyerukannya.

Fenomena Kekinian: Kontras dengan Pancasila

Menyedihkan, saat kita melihat kondisi masyarakat yang makin terfragmentasi. Polarisasi politik membelah ruang digital dan dunia nyata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun