Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mata Air di Ujung Senja

30 Mei 2025   23:21 Diperbarui: 30 Mei 2025   23:21 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Puisi Cinta dan Harapan ( Sumber: freepik)

Di beranda waktu yang retak oleh sepi,
kupahat senyum di wajah langit jingga,
engkau datang; tak bersuara, tak bernama,
hanya harum langkahmu yang menghidupkan taman gersang jiwa.

Kita menanam mimpi di tanah yang tak sama musim,
kau sirami dengan mazmur, aku dengan ayat,
tapi bunga tetap tumbuh; meski warna dan arah kelopaknya
berbisik pada matahari yang berbeda.

Kebahagiaan, barangkali, adalah cangkir teh hangat
yang kita teguk sambil memejamkan keyakinan,
mengabaikan bahwa gula yang larut tak selalu satu rasa
di lidah waktu yang fana.

Aku mencintaimu
seperti laut mencintai batu karang;
menghempas, mencumbu, memeluk dalam badai,
meski tahu tak pernah bisa hanyut bersamamu ke dalam samudra keabadian

Setiap malam, doa-doaku menari di langit tak bernama,
mengharap secuil petunjuk:
adakah tempat bagi dua burung yang terbang dari sarang iman berbeda,
untuk bernaung di pohon abadi yang sama?

Tapi jawaban adalah bayang-bayang
yang hanya tampak saat cahaya luka datang
dan cinta ini menjadi api yang tak membakar,
hanya menghangatkan ruang kecil bernama "sementara."

Jika kelak kutemukan jalan cahaya,
dan kau tetap berjalan pada arah sinar yang lain,
maka biarlah rinduku menjadi jembatan tanpa ujung,
yang tak meminta kau berpaling,
hanya berharap langkahmu tak pernah goyah, meski tak bersamaku.

Karena aku mencintaimu,
seperti bumi mencintai hujan,
bahkan ketika tahu, air itu akan kembali ke langit,
dan tak pernah menetap di pelukannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun