Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Gorengan Bercerita, Tentang Tubuh yang Lupa

21 Mei 2025   09:26 Diperbarui: 21 Mei 2025   09:26 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gorengan (Sumber: freepik/lifeforstock)

Panas baru diangkat dari penggorengan, wangi renyahnya menggoda, rasa gurihnya menggugah. Di balik kelezatan yang disambut sorak lidah, ada cerita yang tak terdengar; cerita tubuh yang perlahan lupa caranya sehat.

 Tubuh yang diam-diam menjerit, saat selera lebih sering dimenangkan daripada kesadaran.

Gorengan: Renyah di Lidah, Meresap Jadi Petaka

Bakwan hangat, tempe mendoan, tahu isi, pisang goreng, cireng, bahkan paru dan usus goreng; semuanya menjadi ikon camilan rakyat yang murah dan menggoda. 

Seringkali hadir sebagai teman teh manis sore hari, pelengkap sarapan, atau sekadar pelarian saat lapar mendadak. Tapi, jarang yang sadar: gorengan bukan sekadar makanan, ia adalah kebiasaan yang pelan-pelan bisa menjadi ancaman.

Secara gizi, gorengan termasuk makanan yang tinggi kalori namun rendah nutrisi. Proses penggorengan dengan suhu tinggi dan minyak yang digunakan berulang kali memicu pembentukan akrilamida, zat kimia yang bersifat karsinogen (pemicu kanker). 

Lemak trans dan lemak jenuh juga sangat tinggi, memicu penyumbatan pembuluh darah, peningkatan kolesterol, serta peradangan sistemik di dalam tubuh.

Tak hanya itu, camilan yang tampaknya 'remeh' ini juga sering ditambah bumbu instan dengan kandungan garam dan penyedap rasa tinggi, yang memperburuk dampaknya terhadap ginjal dan tekanan darah.

Tubuh yang Lupa: Ketika Alarm Tak Lagi Didengar

Tubuh memiliki kemampuan luar biasa untuk memberi sinyal: lelah yang tak biasa, sakit kepala yang sering datang, perut kembung, bahkan kulit kusam. Tapi sayangnya, sinyal itu kerap diabaikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun