Nasi kerabu bukan sekadar sajian berwarna biru nan menggoda. Di balik tampilannya yang unik dan rasanya yang kaya rempah, makanan khas Pantai Timur Semenanjung Malaysia ini menyimpan beragam mitos dan kepercayaan tradisional yang hidup dan berkembang di tengah masyarakat Melayu.Â
Dari bunga telang yang dipercaya membawa tuah, hingga pantangan bagi wanita hamil, nasi kerabu menjadi lebih dari sekadar makanan; ia adalah potret warisan budaya yang sarat makna.
Lebih dari Sekadar Warna dan Rasa
Siapa yang bisa menolak pesona nasi kerabu? Warna birunya yang mencolok berasal dari kelopak bunga telang (Clitoria ternatea), yang direbus untuk memberi warna alami pada nasi.Â
Disajikan bersama ulam segar, sambal kelapa, keropok, dan lauk seperti ayam bakar atau ikan goreng celup tepung, nasi kerabu adalah perpaduan rasa, tekstur, dan aroma yang memikat.
Namun jauh sebelum tampil cantik di feed media sosial, nasi kerabu telah menjadi bagian penting dalam tradisi masyarakat Melayu, terutama di Kelantan dan Terengganu.Â
Bagi sebagian orang, menyantap nasi kerabu bukan hanya untuk mengisi perut; tetapi juga untuk menghormati warisan nenek moyang.
Mitos-Mitos yang Melekat
1. Bunga Telang Pembawa Tuah
Warna biru dari bunga telang tak hanya menarik mata. Dalam kepercayaan tradisional, bunga ini diyakini membawa tuah dan ketenangan batin.Â