Indonesia, 2 Mei 2025.
Yth. Bapak Ki Hadjar Dewantara,
Hari ini, 2 Mei 2025, kami kembali memperingati Hari Pendidikan Nasional; hari kelahiran Bapak. Di tengah upacara seremonial dan slogan mengenai pendidikan yang terus digaungkan, izinkan kami mengirim surat ini. Bukan sekadar surat peringatan hari besar, tetapi suara dari hati kami yang tengah berjuang dan terus mencari arah: apakah jalan yang kami tempuh masih seiring dengan cita-cita Bapak?
Apakah Bapak bangga? Atau justru gelisah?
Warisan yang Tak Pernah Usang
Bapak, ajaranmu masih kami hafal. Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Dalam teori, nilai-nilai ini terus digaungkan dalam setiap seminar dan kurikulum. Namun dalam praktik, masih banyak yang tertinggal di tengah jalan.
Taman Siswa yang Bapak dirikan dahulu bukan sekadar sekolah, tapi tempat anak-anak belajar menjadi manusia merdeka. Merdeka berpikir, merdeka berkreasi, dan merdeka menjadi dirinya sendiri.Â
Kini, kami mencoba membebaskan pendidikan, namun kadang justru terjebak dalam sistem yang kaku dan terlalu birokratis.
Potret Hari Ini: Antara Prestasi dan Realita
Bapak, kami ingin jujur. Tahun 2022, Indonesia kembali mengikuti PISA; asesmen global yang menilai kemampuan berpikir tingkat tinggi para siswa.Â
Hasilnya menggelitik nurani: hanya 1% anak Indonesia yang mampu menjawab soal dengan pendekatan HOTS (High Order Thinking Skills).