Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

May Day, Bukan Sekadar Libur: Menilik Nasib dan Asa Buruh Indonesia di Hari Buruh

30 April 2025   16:00 Diperbarui: 30 April 2025   15:15 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Peringatan Hari Buruh (Sumber: freepik)

Tiap tanggal 1 Mei, kalender merah menandai Hari Buruh Internasional. Di kota-kota besar, lalu lintas terasa lengang. Mal-mal dipadati pengunjung, tempat wisata ramai oleh keluarga yang memanfaatkan libur. 

Tapi di balik keceriaan itu, ada jutaan buruh yang tidak pernah benar-benar libur dari perjuangannya; perjuangan untuk hidup layak, dihargai, dan diperlakukan manusiawi.

Hari Buruh seharusnya bukan sekadar simbol. Bukan hanya orasi-orasi di jalan atau jargon tahunan yang hanya hidup di spanduk. 

May Day adalah momentum refleksi nasional; sejauh mana negara ini memperlakukan para pekerja yang menjadi tulang punggung ekonomi bangsa?

Buruh Hari Ini: Di Antara Harapan dan Ketidakpastian

Di tengah kemajuan zaman dan geliat ekonomi digital, nasib buruh Indonesia belum banyak bergeser. 

Masih ada guru honorer dengan penghasilan di bawah UMR, pekerja pabrik kontrak yang sewaktu-waktu bisa diberhentikan tanpa pesangon, hingga ojol (ojek online) yang tak punya perlindungan hukum meski bekerja sepenuh waktu.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa lebih dari 60% tenaga kerja Indonesia berada di sektor informal; tanpa jaminan kesehatan, tanpa kepastian pensiun.

Ini bukan hanya angka. Ini adalah wajah-wajah orang tua kita, tetangga kita, bahkan mungkin diri kita sendiri.

Tuntutan yang Tak Pernah Lekang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun