Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Percaya Diri Bukan Bakat, Tapi Keterampilan yang Bisa Dilatih

27 April 2025   16:05 Diperbarui: 27 April 2025   16:05 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pribadi Percaya Diri (Sumber: freepik/katemangostar)

Percaya Diri: Bukan Karunia, Melainkan Hasil Latihan

Pernahkah Anda merasa kagum melihat seseorang berbicara di depan umum dengan begitu percaya diri? Atau mungkin Anda berpikir, "Andai saja saya terlahir seberani itu."

Kenyataannya, rasa percaya diri bukanlah bakat alami yang hanya dimiliki segelintir orang. Sejumlah penelitian psikologi membuktikan bahwa percaya diri adalah keterampilan yang bisa dipelajari, dilatih, dan diperkuat oleh siapa saja.

Psikolog Albert Bandura dan Carol Dweck, misalnya, membuktikan bahwa rasa percaya diri dibentuk dari pengalaman hidup, bukan semata-mata faktor keturunan. Ini berarti, Anda tidak perlu menunggu menjadi "sempurna" untuk tampil yakin; Anda hanya perlu berani memulai, melangkah satu per satu.

Kajian Psikologis: Membongkar Fondasi Percaya Diri

Self-Efficacy: Keyakinan yang Dibangun, Bukan Diberikan

Albert Bandura dalam teorinya tentang self-efficacy menyatakan bahwa kepercayaan diri seseorang tumbuh melalui empat faktor utama: pengalaman sukses, observasi terhadap keberhasilan orang lain, dukungan sosial, dan kemampuan mengelola emosi saat menghadapi tekanan.

Dengan kata lain, setiap kali Anda berhasil mengatasi tantangan kecil, Anda sedang memperkuat pondasi kepercayaan diri Anda.

Growth Mindset: Percaya Bahwa Kemampuan Bisa Berkembang

Carol Dweck, seorang psikolog dari Stanford University, memperkenalkan konsep growth mindset; pola pikir yang meyakini bahwa kemampuan bukan sesuatu yang statis. 

Orang dengan growth mindset percaya bahwa usaha dan pembelajaran berkelanjutan dapat meningkatkan kompetensi mereka. Sebaliknya, orang dengan fixed mindset sering menyerah karena merasa bakat mereka terbatas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun