“Kamu anak IPA, ya? Pasti pintar Matematika!”
“Anak IPS mah santai, hobinya debat.”
“Wajar dia puitis, kan anak Bahasa.”
Ungkapan-ungkapan tersebut sering kali terdengar di kalangan pelajar SMA. Tanpa disadari, masyarakat telah lama membingkai siswa berdasarkan jurusan yang mereka ambil: anak IPA dianggap logis dan analitis, IPS dicap sosialis dan komunikatif, sedangkan Bahasa dikenal ekspresif dan peka rasa.
Tapi, apakah benar pilihan jurusan mencerminkan kepribadian seseorang?
Jurusan Bukan Sekadar Pelajaran
Saat bersekolah di SMA Negeri 5 Tasikmalaya dulu misalnya, terlihat adanya dinamika menarik antar jurusan. Anak bahasa seringkali dianggap "lembut dan romantis."
Padahal sebagian anak bahasa juga mengaku suka logika dan suka tantangan seperti anak IPA. Walau sebagian besar, termasuk saya sendiri lebih nyaman menulis dan mengekspresikan diri lewat kata-kata.
Sementara banyak orang berpendapat bahwa anak IPA itu kutu buku dan anak IPS Sosialis dan suka berdebat. Padahal walau suka Fisika dan Ilmu Alam, banyak anak IPA yang juga aktif di organisasi, suka diskusi, orasi, bahkan ikut teater.
Stereotip ini bukan hanya hidup di kalangan siswa, tapi juga kadang tak disadari oleh guru.
Dulu saya juga punya prasangka demikian, tapi ternyata saat diamati, anak IPA bisa sangat ekspresif, dan anak IPS juga bisa sangat logis ketika bicara soal ekonomi atau hukum.
Pendapat Ahli: Kepribadian dan Pilihan Jurusan