Ketika Idulfitri Menjadi Momen Pasangan untuk Saling Memaafkan
Idulfitri bukan sekadar perayaan kemenangan setelah sebulan berpuasa, tetapi juga waktu yang tepat bagi pasangan suami istri untuk merenung, mengikhlaskan, dan saling memaafkan.Â
Dalam balutan kebersamaan, takbir yang bergema mengiringi hati yang ingin kembali bersih, bukan hanya kepada Allah, tetapi juga kepada pasangan yang menjadi teman hidup dalam suka dan duka.
Dalam perjalanan rumah tangga, tak jarang kesalahpahaman dan luka kecil mengendap di hati. Ego yang menumpuk bisa menjadi dinding penghalang dalam membangun rumah tangga yang penuh rahmat.Â
Idulfitri menghadirkan kesempatan bagi setiap pasangan untuk membuka pintu maaf, menata cinta kembali, dan mengembalikan kehangatan yang mungkin sempat meredup.
Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak halal bagi seorang Muslim untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari. Keduanya bertemu, tetapi saling berpaling. Yang terbaik di antara mereka adalah yang pertama memberi salam." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hadis ini bukan hanya berlaku dalam hubungan persaudaraan, tetapi juga dalam rumah tangga.Â
Ketika pasangan suami istri saling mendiamkan akibat kesalahan kecil, mereka tanpa sadar membiarkan setan menanam bibit kebencian di hati. Idulfitri mengajarkan bahwa keindahan rumah tangga terletak pada kerendahan hati untuk meminta dan memberi maaf.
Syahdunya Saling Berintrospeksi Diri dan Memaafkan
Menjelang Idulfitri, malam-malam terakhir Ramadan sering menjadi momen penuh refleksi. Pasangan yang menyadari bahwa rumah tangga mereka bukan hanya tentang kebersamaan fisik, tetapi juga tentang menyatukan hati dan jiwa, akan merasakan betapa berharganya momen introspeksi ini.