Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Idul Fitri dan Self-Reset: Menerapkan Makna Fitrah dalam Kehidupan Sehari-hari

28 Maret 2025   17:00 Diperbarui: 29 Maret 2025   08:31 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Idul Fitri dan Self-Reset (Sumber: freepik.com)

Sebentar lagi Ramadan berakhir. Suara takbir menggema, keluarga berkumpul, dan suasana hangat Lebaran terasa syahdu dan penuh kebahagiaan. 

Namun, di balik segala kemeriahan, sudahkah kita benar-benar memahami makna Idul Fitri? Apakah hati kita telah bersih, jiwa kita tenang, dan hidup kita lebih baik setelah Ramadan?

Idul Fitri bukan sekadar perayaan, melainkan momentum self-reset, waktu terbaik untuk membersihkan hati, menenangkan jiwa, dan menata ulang kehidupan agar lebih bermakna.

Membersihkan Hati: Idul Fitri sebagai Momen Maaf dan Rekonsiliasi

Salah satu tradisi utama Idul Fitri adalah saling memaafkan. Namun, apakah kita benar-benar melakukannya dengan tulus, atau hanya sekadar formalitas?

Rasulullah SAW bersabda:

"Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada, dan ikutilah keburukan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapusnya. Dan bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik."(HR. Tirmidzi)

Hadis ini mengajarkan bahwa memaafkan bukan hanya tentang mengucapkan “minal aidin wal faizin,” tetapi juga tentang menghapus keburukan dengan kebaikan. 

Ramadan telah melatih kita untuk menahan amarah dan mengendalikan emosi. Idul Fitri adalah ujian sejati: apakah kita bisa terus menjaga hati tetap bersih setelah Ramadan usai?

Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk self-reset hati:

1. Memaafkan dengan ikhlas. Bukan hanya di mulut, tetapi juga di dalam hati.
2. Menghindari dendam dan iri hati. Sadar bahwa setiap orang bisa salah, dan kita pun ingin dimaafkan oleh Allah.
3. Menjalin kembali silaturahmi. Jika ada hubungan yang renggang, inilah saatnya memperbaikinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun