Sahur yang Mengantuk, Tapi Penuh Cinta
Di sebuah rumah sederhana, suara lembut seorang ibu membangunkan putranya dengan penuh kasih sayang.
"Alif, bangun, Nak. Waktunya sahur," ujar Bunda sambil mengusap kepala bocah tujuh tahun itu.
Alif menggeliat, matanya masih terpejam. "Bunda... sahurnya diganti sarapan aja boleh nggak?" gumamnya setengah sadar.
Bunda tertawa kecil. "Kalau sarapan nanti nggak bisa puasa, dong. Ayo, ini ada nasi, telur dadar, dan sup ayam kesukaanmu. Biar kuat sampai magrib."
Mata Alif terbuka sedikit saat mencium aroma sup ayam yang menggoda. Dengan setengah sadar, ia mulai makan, sesekali menguap lebar hingga hampir menjatuhkan sendoknya.
Selesai makan, Bunda memberikan segelas susu dan mengingatkan, "Jangan lupa minum air putih juga, Nak. Biar nggak dehidrasi nanti."
Alif mengangguk, meskipun pikirannya hanya satu: setelah ini bisa tidur lagi!
***
Perjuangan Pagi
Pagi hari, Alif bangun dengan penuh semangat. Ia berlari ke dapur, melihat Bunda sedang menyiapkan makanan untuk adiknya yang masih kecil.