Ketika Dunia Terlalu Bising
Di tengah deru kehidupan yang semakin cepat, Ramadan seharusnya menjadi momen refleksi.Â
Namun, bagi banyak dari kita, bulan suci ini justru berlalu dalam kesibukan: pekerjaan yang tak kunjung usai, media sosial yang terus menggoda, hingga notifikasi tanpa henti yang membuat hati sulit menemukan ketenangan.
Lalu, bagaimana dengan malam yang lebih baik dari seribu bulan? Apakah kita benar-benar menantikannya, atau justru membiarkannya lewat begitu saja tanpa makna?
Lailatul Qadar: Malam yang Lebih Baik dari Seribu Bulan
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar." (QS. Al-Qadr: 1-5)
Malam Lailatul Qadar adalah kesempatan emas yang datang setahun sekali. Malam di mana segala doa diangkat ke langit, segala permohonan dikabulkan, dan segala dosa bisa diampuni. Namun, pertanyaannya, mampukah kita benar-benar memanfaatkannya?
Lailatul Qadar dirahasiakan waktunya agar umat Islam bersungguh-sungguh dalam mencarinya. Namun, Rasulullah SAW memberi petunjuk dalam sabdanya:
"Carilah Lailatul Qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadan." (HR. Bukhari & Muslim)