Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sufisme dalam Suapan: Mindful Eating Sebagai Perjalanan Spiritual Ramadan

10 Maret 2025   06:00 Diperbarui: 10 Maret 2025   07:56 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hidangan Berbuka (Sumber: Dok. Pribadi)

"Dalam sufisme, makan bukan sekadar mengisi perut, tetapi juga latihan kesadaran dan syukur."

Makan sebagai Meditasi Spiritual

Dalam tradisi sufi, setiap aspek kehidupan adalah jalan menuju Tuhan, termasuk makan. Bagi seorang sufi, makanan bukan sekadar asupan untuk tubuh, tetapi juga sarana penyucian jiwa. Setiap suapan mengandung pelajaran tentang kesadaran, kesabaran, dan rasa syukur.

Ramadan menjadi momentum terbaik untuk menerapkan mindful eating, sebuah praktik yang selaras dengan ajaran tasawuf. 

Tidak sekadar menahan lapar dan haus, puasa mengajarkan kita untuk merasakan makna dari setiap rezeki yang masuk ke tubuh. Seperti yang dikatakan Jalaluddin Rumi:

"Jangan hanya makan dengan mulutmu, tetapi juga dengan hatimu. Biarkan setiap suapan mengingatkanmu pada Sang Pemberi Rezeki."

Bagaimana kita bisa menjadikan sahur dan berbuka sebagai latihan spiritual? Mari kita telaah lebih dalam.

Mindful Eating Saat Sahur: Awal Perjalanan Menuju Kesadaran

Sahur bukan hanya waktu untuk mengisi energi, tetapi juga latihan kesabaran dan introspeksi. Rasulullah SAW bersabda:

"Bersahurlah kalian, karena dalam sahur terdapat keberkahan." (HR. Bukhari & Muslim)

Dalam perspektif sufisme, keberkahan ini bukan hanya soal fisik, tetapi juga momen kesadaran. Lalu bagaimana cara menjadikan sahur sebagai latihan spiritual?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun