Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memberi Kail, Bukan Sekedar Ikan: Solusi Kemiskinan yang Berkelanjutan

24 Februari 2025   18:09 Diperbarui: 24 Februari 2025   18:09 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Memancing (Sumber: AI)

Dalam kehidupan, ada dua cara untuk membantu orang yang membutuhkan: memberikan mereka sesuatu untuk bertahan sementara atau membekali mereka dengan keterampilan agar bisa mandiri. 

Rasulullah ﷺ telah memberikan teladan dalam hal ini, beliau tidak hanya memberi ikan, tetapi juga kail, agar seseorang dapat mencari nafkah sendiri. 

Prinsip ini seharusnya menjadi inspirasi dalam menangani masalah sosial, termasuk dalam kebijakan bantuan pemerintah dan upaya pribadi kita dalam membantu sesama.

Kisah Rasulullah: Dari Sedekah ke Kemandirian

Sebuah kisah masyhur dalam Islam menceritakan seorang lelaki miskin yang datang meminta bantuan kepada Rasulullah. Alih-alih memberinya uang atau makanan, Rasulullah menanyakan apa yang ia miliki. 

Setelah lelaki itu menyerahkan selembar kain dan sebuah cangkir, Rasulullah melelang barang tersebut dan membeli sebuah kapak untuknya. Beliau lalu menyuruhnya mencari kayu dan menjualnya.

Hasilnya? Beberapa hari kemudian, lelaki itu mampu mencukupi kebutuhannya sendiri tanpa harus meminta-minta. 

Ini adalah contoh nyata bagaimana bantuan yang diberikan dengan cara yang benar dapat mengubah hidup seseorang secara berkelanjutan.

Fenomena Bantuan Sosial di Indonesia: Masih Sekadar ‘Ikan’?

Di Indonesia, pemerintah menyediakan berbagai program bantuan sosial seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), subsidi, dan pembagian sembako. Tujuan utama dari program ini memang baik, yaitu membantu masyarakat miskin memenuhi kebutuhan dasar mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun