Fenomena #KaburAjaDulu tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan anak muda Indonesia. Tagar ini mencerminkan kekecewaan terhadap kondisi ekonomi, politik, dan terutama pendidikan yang dianggap tidak mampu memberikan masa depan yang menjanjikan.Â
Alih-alih membangun karier di dalam negeri, banyak generasi muda mulai mempertimbangkan untuk mencari peluang di luar negeri.
Pendidikan yang Mahal, Peluang yang Minim
Pendidikan di Indonesia sering kali dianggap sebagai investasi yang mahal, tetapi hasilnya belum tentu sepadan. Banyak lulusan perguruan tinggi kesulitan mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang layak, bahkan di sektor formal.Â
Jurusan-jurusan yang dijanjikan sebagai "masa depan cerah" sering kali tidak sesuai dengan kebutuhan industri, menyebabkan ketimpangan antara lulusan dan dunia kerja.
Lebih parah lagi, akses pendidikan berkualitas masih menjadi hak istimewa bagi mereka yang berasal dari keluarga mampu.Â
Sementara itu, anak-anak dari kalangan ekonomi bawah harus berjuang lebih keras, baik dalam hal biaya maupun akses terhadap fasilitas pendidikan yang memadai.
Kualitas Pendidikan: Antara Kurikulum dan Realitas
Sistem pendidikan Indonesia sering kali lebih menitikberatkan pada teori dibandingkan keterampilan praktis. Akibatnya, lulusan cenderung kurang siap menghadapi tantangan dunia kerja yang semakin kompetitif.Â
Negara-negara lain seperti Jerman, Kanada, dan Singapura justru lebih fokus pada pendidikan vokasi dan keterampilan kerja yang langsung aplikatif. Tidak mengherankan jika anak muda Indonesia melihat peluang lebih baik di luar negeri.
Selain itu, kurikulum yang terus berganti tanpa evaluasi mendalam juga memperburuk keadaan.Â