Di tengah tantangan ekonomi global yang semakin kompleks, pemerintah Indonesia mengambil langkah strategis dengan menerapkan efisiensi anggaran.Â
Meskipun kebijakan ini sering kali dipandang sebagai pengurangan sumber daya yang dapat mempengaruhi berbagai sektor, namun jika ditelaah lebih dalam, terdapat berbagai sisi positif yang patut kita apresiasi dan dukung bersama.
Efisiensi Anggaran: Langkah Proaktif Pemerintah
Pada awal tahun 2025, Presiden Prabowo Subianto mengumumkan pemangkasan anggaran sebesar 306,69 triliun rupiah (sekitar $29,8 miliar) sebagai upaya untuk mengurangi pengeluaran yang tidak perlu dan mengalokasikan dana tersebut ke program prioritas, seperti program makan siang gratis bagi lebih dari 82 juta anak dan ibu hamil yang membutuhkan anggaran sebesar $28 miliar per tahun.
Meskipun menuai pro dan kontra, namun program ini lah yang menjadi prioritas saat ini. Bukannya program tersebut sudah disampaikan menjelang pemilihan presiden terdahulu?
Langkah efisiensi yang dilakukan mencakup pengurangan perjalanan dinas, pengadaan alat tulis kantor, penggunaan pendingin ruangan, serta mendorong kerja jarak jauh dan pertemuan virtual.
Kementerian Perdagangan (Kemendag), misalnya, menegaskan bahwa efisiensi anggaran tidak akan mengganggu operasional dasar, pelayanan publik, maupun fokus program kerja mereka.Â
Beberapa kementerian lainnya, seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, mengalami pengurangan anggaran lebih dari 70% dan 50%, yang mengakibatkan pembatalan beberapa proyek infrastruktur.Â
Meskipun terdapat kekhawatiran bahwa pemotongan ini dapat mempengaruhi aktivitas ekonomi dan investasi, pemerintah berkomitmen untuk memastikan bahwa layanan publik dan operasional dasar tetap berjalan dengan baik.Â
Belajar dari Negara Lain: Efisiensi sebagai Katalisator Perbaikan
Pengalaman negara lain menunjukkan bahwa efisiensi anggaran dapat menjadi katalisator perbaikan sistem. Vietnam, misalnya, telah menerapkan efisiensi anggaran sebagai respons terhadap ketidakpastian global dan keterbatasan ruang fiskal.Â