Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Khusus/Narasumber GPK/Narasumber Praktik Baik IKM

Seorang Guru Pendidikan khusus yang aktif dalam kegiatan literasi, Organisasi Profesi dan berbagai kegiatan terkait Dunia Pendidikan Khusus dan Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Integrasi AR dalam Diferensiasi Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus

15 September 2024   10:38 Diperbarui: 14 Oktober 2024   07:16 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Seorang Ibu yang Dekat dengan Anaknya yang Berkebutuhan Khusus | Sumber: dokumentasi novakid 

Dalam konteks anak berkebutuhan khusus (ABK), integrasi AR menawarkan pendekatan yang lebih personal dan adaptif dalam proses pembelajaran. 

Bagi anak-anak dengan autisme, gangguan pemrosesan sensorik, atau keterlambatan perkembangan, teknologi ini dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih visual, interaktif, dan individual.

 Salah satu keuntungan utama dari AR adalah kemampuannya untuk menghadirkan pembelajaran multisensori yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik masing-masing anak. 

Integrasi AR dalam media pembelajaran dapat mempermudah penyajian diferensiasi pembelajaran.

Bagaimana AR membantu Anak Berkebutuhan Khusus? Banyak anak dengan kebutuhan khusus, seperti anak dengan spektrum autisme, memiliki gaya belajar visual yang lebih dominan. 

AR memungkinkan mereka untuk memvisualisasikan konsep-konsep abstrak dengan lebih jelas. 

Contohnya, AR dapat digunakan untuk menampilkan sebuah objek secara lebih real, skenario sosial yang sulit dipahami, seperti interaksi sosial atau rutinitas harian, sehingga membantu anak mempelajari cara berinteraksi secara lebih natural.

Teknologi AR juga mampu menarik perhatian anak berkebutuhan khusus lebih efektif karena menggabungkan elemen visual, suara, dan gerakan. Hal tersebut membantu meningkatkan fokus dan keterlibatan mereka dalam kegiatan belajar. 

Melalui pendekatan berbasis gamifikasi yang sering diterapkan dalam aplikasi AR, anak-anak dengan ADHD atau gangguan pemrosesan sensorik dapat mengikuti kegiatan belajar yang lebih menyenangkan dan tidak terasa membebani.

Bagi anak yang memiliki gangguan sensorik, pembelajaran berbasis AR memberikan pengalaman yang lebih aman dan terstruktur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun