Mohon tunggu...
Nuning Listi
Nuning Listi Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Seorang ibu rumah tangga biasa yang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menghargai Keberagaman Melalui Budaya Salam

29 Februari 2020   18:09 Diperbarui: 29 Februari 2020   19:46 1071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bhineka Tunggal Ika - nusabali.com

Pernahkah Anda mengucapkan selamat pagi, siang, sore atau malam dalam sebuah forum diskusi, forum resmi, atau hanya sekedar menyapa seseorang di jalan? Pernahkah juga kalian mengucapkan assalamu'alaikum kepada sesama muslim? Atau salam sejahtera kepada umat kristiani? Atau mengucapkan salam keagamaan lainnya?

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap daerah juga mempunyai salam yang mencerminkan budaya lokal mereka. Pernahkah kalian juga mengucapkan hal tersebut? Contoh diatas pada dasarnya merupakan salam yang sering kita dengar, kita saksikan dan kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Semuanya itu merupakan nilai-nilai kearifan lokal yang ada di sekitar kita.

Bentuk penghargaan kepada seseorang bisa dilakukan dengan berbabagai cara. Salah satunya dengan mengucapkan salam. Memang terkesan sangat simple, namun belum tentu semua orang enggan mengucapkannya. Bahkan, mengucapkan selamat hari raya keagamaan pun, masih ada yang mempersoalkannya.

Padahal, dalam kehidupan bermasyarakat, berinteraksi dengan sesama menjadi hal lumrah. Apalagi berinteraksi dengan orang yang berbeda latar belakang, bisa di tempat kerja, kampus, atau keluarga kita sendiri.

Dalam kehidupan keluarga, sedari kecil kita juga telah diajarkan tata krama dan sopan santun oleh orang tua kita. Menghormati antar sesama tidak hanya ditujukan kepada orang tua atau anggota keluarga, tapi kepada orang yang tidak dikenal.

Setidaknya jika kita tidak menyapa, memberikan senyuman juga bisa dikatakan sebagai bentuk menghormati dan menghargai orang lain. Bagi seorang tuna wicara pun, salam yang mereka berikan salah satunya dengan cara memberikan senyuman.

Nah, salam memang berbagai macam-macam. Ada banyak faktor dan pertimbangan yang melatarbelakangi munculnya salam tersebut. Di era kemerdekaan, salam yang paling sering muncul tentu saja salam merdeka. Kenapa?

Karena di era itu semua orang tentu ingin merdeka. Semua orang ingin bebas dari penjajahan yang telah membelenggu masyarakat Indonesia selama ratusan tahun. Dimana-mana salam yang muncul adalah salam kemerdekaan.

Seiring perkembangan zaman, salam merdeka mulai ditinggalkan. Ketika ramai kelompok radikal di dunia maya, salah yang ramai digunakan adalah salam damai. Karena provokasi radikalisme dan intoleransi, berpotensi memicu munculnya terorisme dan mengganggu perdamaian yang selama ini telah tercipta.

Semua orang tentu ingin hidup damai. Tidak ingin ada teror, tidak ingin ada caci maki, tak perlu ada persekusi ataupun tindakan yang tidak terpuji. Semua orang pasti ingin hidup saling berdampingan dalam keberagaman. Karena negeri ini penuh dengan keberagaman, maka semestinya masyarakatnya juga bisa menghargai keberagaman itu sendiri. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun