Mohon tunggu...
Nastiti Cahyono
Nastiti Cahyono Mohon Tunggu... Editor - karyawan swasta

suka menulis dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pluralisme, Solidaritas, dan Indonesia

8 Maret 2020   07:26 Diperbarui: 8 Maret 2020   07:44 507
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Satu - kompasiana.com

Indonesia merupakan negara besar, yang mempunyai banyak keragaman suku, agama, budaya dan bahasa. Indonesia adalah negara dengan tingkat keberagaman sangat tinggi, dibandingkan negara-negara yang ada. Pluralisme di Indonesia sudah ada sejak dulu, jauh sebelum terbentuk negara. Dan pluralism di negeri ini, ada bukan karena kemauan seseorang atau kelompok tertentu. Pluralisme yang ada di Indonesia merupakan pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa.

Semangat menjaga keragaman ini, pada dasarnya tidak hanya ditunjukkan oleh para suku yang ada di Indonesia, tapi juga agama-agama yang ada di negeri ini. Ketika Islam masuk ke tanah Jawa misalnya, tidak pernah membawa bibit kebencian dan kekerasan. Islam justru bisa berdampingan dengan agama dan budaya lokal yang sudah ada. Bahkan, Islam juga bisa melakukan akulturasi dengan budaya lokal. Nilai-nilai kearifan lokal itulah yang masih berusaha dijaga hingga saat ini. Nilai-nilai kearifan lokal itulah yang kemudian diadopsi dalam nilai-nilai Pancasila.

Untuk bisa menjaga nilai-nilai luhur tersebut, tentu saja harus menghargai yang namanya pluralitas itu sendiri. Untuk itulah diperlukan solidaritas yang kuat antar umat manusia, tapi perduli agama atau latar belakangnya. Menjadi tugas kita bersama selaku generasi penerus, untuk tetap bisa merawat solidaritas antar sesama manusia. Dalam solidaritas, tidak ada unsur pemaksaan. Tidak ada kebencian ataupun amarah. Semuanya berada pada posisi yang sama. Semuanya juga mempunyai hak dan kewajiban yang sama.

Kenapa solidaritas itu penting karena saat ini provokasi kebencian dan kebohongan masih saja terjadi di didunia maya. Karena provokasi itulah antar sesama bisa saling menebar kebencian, mencari kejelekan orang lain, bahkan jika amarahnya tak terkendali bisa melakukan akses persekusi ataupun terorisme. Berawal dari kebencian yang membabi buta, solidaritas yang selama ini terbangun menjadi hancur berantarakan, karena kebencian tersebut.

Membangun solidaritas pada dasarna sebuah keniscayaan. Sila ketiga Pancasila berbunyi persatuan republik Indonesia. Kondisi Indonesia yang begitu luas dengan banyak pulau dan keragaman suku yang ada, diperlukan persatuan yang kuat agar masyarakatnya bisa saling bersama. Belajar dari zaman penjajah, politik pecah belah telah merusak persatuan yang ada. Jangan sampai kita saling berseteru, hanya karena perbedaan.

Saat ini, banyak negara-negara lain penduduknya saling berseteru hanya karena persoalan perbedaan. Negara-negara di kawasan timur tengah misalnya, masih saja berkonflik hingga saat ini. Ego masing-masing kelompok membuat negaranya tidak pernah tenang, dan terus dirundung amarah satu dengan yang lain. Di India, belakangan kembali berkonflik, karena dipicu aturan di negara tersebut yang dianggap mendiskriminasikan kelompok minoritas.

Indonesia adalah negara damai. Semestinya antar masyarakatnya bisa hidup saling berdampingan dan saling menghargai satu dengan yang lainnya. Meski negara ini majemuk, tetap bisa berdampingan dan menjaga solidaritas. Karena semuanya itu merupakan karakter dan budaya masyarakat Indonesia. Salam damai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun